Rektor UIN Antasari : Moderasi Beragama Cegah Paham Radikalisme

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Prof Dr Mujiburrahman mengatakan, moderasi beragama mencegah paham radikalisme dan terorisme.


Hal ini disampaikannya di hadapan pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Selatan saat audensi di Aula Zafry Zamzam Gedung Rektorat UIN Antasari, Senin (10/10).

Menurut Prof Mujib, penguatan pendidikan agama di UIN ini merupakan Tridarma Perguruan Tinggi berupa pendidikan, penelitian dan pengabdian sebagai strategi dan materi dakwah dalam mencegah paham intoleransi dan radikalisme.

Diharapkan melalui pendidikan dan pelatihan, pengkajian, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan kelembagaan ini sebagai implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, termasuk juga pemanfaatan sumber daya manusia dan pemanfaatan sarana serta prasarana.

Sementara itu, Ketua FKPT Kalsel, Aliansyah Mahadi menyebutkan pencegahan terorisme ini harus didukung semua pihak, termasuk Perguruan Tinggi (PT) dalam hal ini UIN Antasari Banjarmasin.


Kemudian, paparnya perlu pelibatan lembaga keagamaan, seperti MUI, Kementerian Agama dan lembaga kemasyarakatan.


Menurutnya, apa yang disampaikan Prof Mujib soal moderasi beragama memang benar. Katanya, moderasi beragama adalah cara untuk beribadah dan menjalankan segala aturan agama dengan moderat.

Dalam artian, tidak ekstrim kanan maupun ekstrim kiri. Beragama dengan moderat bukan berarti ibadahnya biasa-biasa saja. Namun lebih ke pemahaman bahwa menjalin hubungan baik dengan manusia juga ibadah.

Dalam kesempatan itu, Didit nama panggilan Ketua FKPT Kalsel ini menyampaikan MoU atau kerjasama sosialisasi pencegahan radikalisme dan terorisme. “MoU ini akan ditindaklanjuti apa saja yg dikerjasamakan,” ujar Didit.

Hadir dalam kegiatan itu Sekretaris FKPT Kalsel, Masrani, Kabid Media, Zainal Helmie, Kabid Pemida, Hafiz Ridha, Kabid Perempuan dan Anak Dr Nida dan satgas.