Lestarikan Kearifan Lokal FKPT Kalbar Gelar “Kenduri’’ di Keraton Tayan Sanggau

Foto bersama kepala kesbangpol saggau, Pejabat BNPT,pengurus FKPT, Forkopimcam Tayan Hilir dan peserta pada kegiatan Kenduri Desa Siaga pada Rabu (15/5/24) di Keraton Tayan Sanggau

Sanggau, FKPTKalbar- Masih dalam rangka pencegahan paham radikalisme dan terorisme di daerah, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat menggelar kegiatan bertajuk “Kenduri”, Desa Siaga , Rabu (15/5/2024) di Keraton Pakunegra Tayan, Desa Pedalaman Tayan Kabupaten Sanggau

Hadir pada pembukaan Acara, Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Antonius, S.Sos, Kasi pengawasan Jaringan BNPT Eldi Bisma Putra Mahendra, Forkopimcam kecamatan Tayan Hilir , serta pengurus FKPT Provinsi Kalimanta Barat selaku pelaksana Kegiatan.

Dalam Laporannya Ketua Bidang Media, Hukum dan Humas Gusti Yusri SH yang sekaligus merupakan Raja XIV Keraton Tayan menjelaskan Kegiatan Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri “Kenduri” Desa Siaga ini merupakan salah satu program kegiatan yang dilaksanakan BNPT Melalui FKPT Kalimantan Barat Dalam Upaya pencegahan, antisipasi, dan mewaspadai masuknya paham radikalisme yang mengarah pada terorisme dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Sebanyak 100 Peserta terdiri dari aparatur pemerintah,  aparat desa, ormas, kepala desa, RT, RW, PKK, karang taruna, serta masyarakat di sekitar Keraton Tayan diundang dalam kegiatan ini. “Sesuai dengan strategi pencegahan Terorisme melalui konsep Pentahelix dengan melibatkan 5 unsur yakni pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media “ paparnya.

Kepala Badan Kesbangpol kabupaten Sanggau menyambut baik dan sangat mengapresiasi kehadiran FKPT dan BNPT di daerahnya untuk yang pertama kali ini, “ Kami harap kedatangan BNPT di Kabupaten Sanggau ini bukan karna di sini terdeteksi banyak kasus terorisnya tetapi hanya dalam rangka upaya pencegahan dan kewaspadaan” ungkapnya. Antonius juga mengajak seluruh peserta sebagai perpanjangan tangan untuk menjadi agen, menyampaikan apa yang sudah diperoleh terkait bahaya radikalisme terorisme dan upaya-upaya mencegah masuk dan berkembangnya paham radikal terorisme yang dapat mengganggu kondusifitas daerah kepada komunitasnya serta lingkungan terdekatnya

Kegiatan yang dikemas dengan konsep ‘’Kenduri’’ dengan mengusung budaya makan bersama sambil berdiskusi memecahkan masalah ini bertujuan menghidupkan kembali budaya daerah atau kearifan local yang pasti ada di setiapa daerah di Indonesia yang mungkin saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat kita. Tujuannya adalah pembauran, bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah dan gotong royong, saling mengenal, tidak membeda-bedakan serta saling bertoleransi dalam lingkungan sekitar sehingga tidak ada celah bibit radikalisme maupun terorisme di lingkungan sendiri. Seperti yang disampaikan Eldi Bisma Putra Mahendra selaku narasumber bahwa hasil survei menunjukkan jika kearifan local masih menjadi yang paling efektif menangkal penyebaran paham radikalisme terorisme.

Selanjutnya dijelaskan banyaknya kasus terorisme seperti bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya, teror bom sibolga 2019, yang pelakunya berasal dari satu keluarga terdiri dari suami istri dan anak menunjukkan bahwa pelaku bisa berasal dari semua kalangan tidak mengenal jender dan usia. ”Faktor ekonomi juga tidak bisa dijadikan penyebab karna pelaku dari keluarga yang mampu secara finansial dan latar pendidikan yang tinggi“ jelasnya. Biasanya Tindakan terorisme di suatu negara dilakukan oleh masyarakat dengan agama yang mendominasi, yang mayoritas agamanya. di Indonesia sendiri karna masyarakatnya mayoritas islam jadi rata-rata pelakukanya islam..bukan agamanya yang salah tapi karna adanya pemahaman yang salah dari oknum tertentu terhadap ajaran agamanya ” pungkasnya.

Peserta sangat antusias karna selain mendapatkan materi dari Narasumber mereka juga mengikuti cerdas cermat ringan, lomba presentasi terbaik dan yel-yel kelompok terbaik dan mendapatkan hadiah menarik dari panitia.penyelenggra sebagai penyemangat. Dyah kusumawati selaku praktisi film dan akademisi dengan semangat mendorong peserta untuk dapat membangun komunikasi yang lancar dari tingkat bawah sampai ke atas dengan menganalogikannya melalui gambar sebuah pohon lengkap dengan bagiannya, peserta berdiskusi menarik akar permasalahan dari masalah yang muncul dan solusi pemecahannya

Rilis fkptkalbar