FOS-Q UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Gelar Seminar Bertajuk ‘Cinta Indonesia Jauhi Khilafah’

Serang, Cinta tanah air, mulai terasa semakin menipis dikalangan masyarakat secara luas, terutama sejak orde reformasi dan terhapusnya mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila), PSPB (pendidikan sejarah perjuangan bangsa), merupakan bagian dari pelajaran Sejarah Nasional yang penuh suka cita duka dan semangat heroik patriotik tidak lagi menjadi prioritas pelajaran di sekolah, demikian sambutan Amas Tadjuddin selaku Ketua FKPT Banten dalam acara seminar wawasan kebangsaan diselenggarakan oleh FOS-Q UIN SMHB di Hotel Wanda Galuh, Kota Serang, Kamis (20/07/2023).

Dikatakan Amas Tadjuddin bahwa tujuan dari seminar ini adalah sebagai bentuk usaha dan upaya menanamkan dan menumbuh kembangkan cinta tanah air agar berfikir maju dan bersatu bela NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

“Pun demikian mata kuliah kewiraan hilang dari MKDU (mata kuliah dasar umum) di perguruan tinggi, semakin menambah jauh dari rasa cinta tanah air dalam kehidupan kebangsaan Indonesia” lanjut Amas Tadjuddin.

Oleh karena itu lanjut Amas, dibutuhkan sebuah pembinaan dan penanaman pemahaman Hubbul Wathon Minal Iman (cinta negeri bagian dari iman) adalah gerakan dan ajaran para ulama pendiri negeri, yang telah teruji mampu menggerakkan seluruh komponen bangsa untuk berjuang bersama mengusir penjajah dari bumi Pertiwi, ujar Amas Tadjuddin tegas dan jelas.

Dijelaskan Amas Tadjuddin bahwa Resolusi jihad adalah fatwa ulama yang sangat populer dikalangan masyarakat Nahdlatul ulama untuk Indonesia hingga melahirkan peristiwa penting Surabaya 10 November, kelak diperingati sebagai hari pahlawan adalah komitmen perjuangan para ulama cinta tanah air yang dipelopori Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari.

Masih Kata Amas, sangat dipandang penting suatu kegiatan untuk menumbuh kembangkan cinta tanah air dikalangan masyarakat secara luas diantaranya melalui kegiatan seminar bertajuk wawasan kebangsaan dan kegiatan lainya, terutama menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2023 mendatang.

Lebih detail Amas Tadjuddin memaparkan bahwa cinta tanah air dapat menekan dan atau menjauhkan diri dari gerakan radikal terorisme yang selama ini marak diasongkan oleh kelompok anti NKRI dan Pancasila.

Dr H Nurul Huda Ma’arif MA, selaku narasumber memaparkan bahwa kalau cinta tanah air harus ada dalil teknis dan detail dalam Alquran, maka bagaimana dengan teknis shalat dan ibadah lainnya yang pelaksanaan teknisnya seringkali tidak ada lafadznya dalam Alquran? Alquran itu bicara global dan banyak isyarat tentang cinta tanah air.

“Ada rumah sendiri dan ada rumah ngontrak. Kalau rumah sendiri, kita cinta mati walaupun jelek. Kalau bolong kita betulin. Tapi kalau rumah ngontrak ya kita cuek. Rusak gak peduli. Cara pandang kita pada tanah air jangan sama dengan cara pandang orang yang ngontrak, yang gak peduli sama sekali,” terang Nurul Ma’arif.

Lebih tegas Nurul Ma’arif menyatakan, bahwa negara butuh dibela dengan pedang seperti mengusir penjajah, dan juga dibela dengan hujjah dan burhan. Dalam hal ini Mahasiswa bagian wilayah membela dengan hujjah dan burhan.

Untuk diketahui FOS-Q UIN SMHB merupakan forum alumni UPTQ yaitu para penggiat pengembangan al Qur’an di kampus UIN SMHB, seminar ini diikuti 150 peserta yang berasal dari tokoh agama, santri, mahasiswa, alumni dan anggota FOS-Q serta Guru di Kota Serang.

Pada bagian akhir seminar berkesimpulan bahwa jika cinta Indonesia berarti jauhi khilafah, NII dan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.


Sumber: https://tirtanews.co.id/