Tutup Celah Tumbuhnya Paham Radikalisme
FKPT DIY, Bantul – Budaya lokal menjadi salah satu benteng pertahanan negara dari potensi bahaya radikalisme dan terorisme Selain itu, masyarakat harus didorong dalam mengimplementasikan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-undang Dasar 1945 serta NKRI. Jika empat pilar tersebut sudah dipahami dan dijalankan syarat tidak langsung menutup celah-celah tumbuhnya paham radikalisme.
“Orang yang sangat peduli dengan lingkungan dan sangat mencintai budaya lokal itu mereka tidak mudah kemasukan paham radikalisme. Oleh karena itu bisa dilihat, bahkan suku orang-orang dalam tidak terpengaruh dengan paham radikalisme. Karena mereka memegang teguh budaya yang ada,” ujar Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi (BNPT) Mayjend TNI Nisan Setiadi, SE disela membuka Program Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri (Kenduri Desa Damai) di Balai Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Dlingo, Bantul.
Hadir dalam sebagai narasumber, Kompol Bimo Rengganis (KA Subdit Densus 88 DIY) dan Willy Pramudia (Praktisi Media) dengan moderator H Sobirin dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY. Dalam acara itu juga dihadiri, Penewu Dlingo, Agus Jaka Sunarya, Kapolsek Dlingo AKP Sutrisno SH, Komandan Koramil Dlingo, Kapten Inf Rohmat (Danramil 11/Dlingo), Lurah Jatimulyo, Mukidi SE.
Nisan Setiadi mengatakan, pencegahan potensi ancaman negara terhadap radikalisme dan terorisme di Indonesia sejauh ini jauh lebih baik. Artinya pemerintah fokus dalam mencegah terjadinya ancaman dari terorisme.
“Dari pendanaan atau mungkin yang membuat, apalagi sudah ditangkap. Sekarang lumayan banyak kemajuannya sehingga mereka teroris itu tidak sampai melaksanakan kegiatan sampai meledak atau mungkin sampai membuat bom,” jelasnya.
Menurutnya, pola penyebaran paham radikalisme menyasar generasi Z, ibu rumah tangga serta anak-anak muda. “Kita bisa menjadi bangsa yang kuat dan tidak mudah terpengaruh paham radikalisme bila ada orang yang sangat peduli dengan lingkungan, mencintai budaya lokal. Dengan kondisi masyarakat seperti itu, mereka yang punya paham radikal tidak bisa masuk,” jelasnya.