Tangkal Radikalisme BNPT FKPT Gelar Kegiatan Salam Anak Indonesia di MIS Mathla’ul Anwar Kubu Raya

Sub Koordinator Perlindungan Kepentingan Nasional BNPT Nanda Fajar Aditya Menyampaikan Materi dan Quiz kepada Siswa Siswi MIS Mathla'ul Anwar

Kubu Raya, FKPT Kalbar  – Bertempat di MIS Mathla’ul Anwar, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat menggelar kegiatan Salam Anak Indonesia “Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia” pada Rabu (03/05/2023).

Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama, anak mulai dikenalkan dan diajarkan dengan berbagai hal yang ada disekelilingnya, dengan keluarganya, teman-temannya, barang-barang yang ada bahkan diajarkan tentang berbagai nilai sosial, budaya dan agama yang mereka anut.

Dalam hal ini, tugas mendidik anak dalam lingkungan keluarga merupakan tugas resiprokal orang tua, tapi posisi guru, yakni sebagai orang tua di sekolah secara emosional lebih memiliki kedekatan terhadap anak muridnya. Karena itulah, kunci penanaman karakter dan jati diri anak banyak bertumpu pada peran guru.

“Guru memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter anak, mulai dari penanaman nilai cinta tanah air, toleransi, menghargai pertemanan dan bangga terhadap tanah air” pungkas Subkoordinator Perlindungan Kepentingan Nasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan akan menerapkan skema pentahelix untuk mencegah dan menanggulangi aksi terorisme serta radikalisme pada tahun 2023.

Konsep Pentahelix menggunakan seluruh potensi dalam membentuk kekuatan nasional melawan ideologi radikalisme dan terorisme. Melibatkan lima unsur, yakni pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media.

Masyarakat menjadi salah satu unsur yang diharapkan memiliki dampak positif dalam pelibatannya dalam mencegah paham radikal dan terorisme di tengah-tengah lingkungan masyarakat itu sendiri. Diharapkan peran masyarakat ini menjadi harapan baru dalam menciptakan agen-agen perdamaian di lingkungan keluarga mereka terlebih dahulu.

Dalam kesempatan itu hadir pula, Kepala Sekolah MIS Mathla’ul Anwar Bapak Suwarno, Kabid Perempuan dan Anak Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kalimantan Barat Ibu Dra. Hj. Isriyah.