Rakernas XI FKPT Ditutup, Perempuan, Remaja dan Anak Jadi Perhatian


Jakarta (Fkptcenter) — Sampai sekarang BNPT masih yakin bahwa salah satu tools untuk mencegah radikalisme dan terorisme adalah kearifan lokal.
“Kearifan lokal adalah salah satu yang dapat digunakan untuk mencegah radikalisme dan terorisme di Indonesia,” kata Deputi Pencegahan Perlindungan dan Deradikaisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Roedy Widodo.
Menurut Roedy yang berpidato di acara penutupan Rakernas XI Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Rabu malam (21/2) di hotel Royal Kuningan Jakarta.
Ia mengatakan bahwa dengan menggunakan kearifan lokal (local wisdom) yang mengandung nilai nilai luhur, tensi radikalisme yang menjadi biang atau pemicu terorisme dapat diturunkan.
Dengan penurunan tensi radikalisme akan meredam nafsu melakukan teror. “Pada akhirnya kita dapat hidup rukun, menghormati perbedaan, keberagaman dan mengedepankan toleransi dalam hidup berbangsa dan bernegara,” ujar Jenderal bintang dua mantan Kabiro Perencanaan BNPT itu.
Roedy Widodo mengingatkan kembali memberi penekanan tugas kepada FKPT se Indonesia untuk melindungi perempuan, remaja dan anak.
“Perempuan, remaja dan anak adalah kelompok masyarakat yang rentan direkrut oleh para perekrut aliran radikal para perencana teror. Kita perlu melindungi mereka dari intaian para kaum radika,” ujar Roedy.
Acara penutupan Rakernas yang diikuti 34 FKPT Provinsi dan 4 FKPT Kabupaten itu juga menampilkan acara Parade Budaya Kebhinekaan berupa penampilan pakaian adat se nusantara.
Tiap FKPT mengirimkan wakilnya untuk tampil.
FKPT Sumatera Barat mengirimkan wakilnya Ruri Juswira (Kabid Perempuan dan Anak FKPT Sumbar)
Setelah dilakukan penilaian oleh dewan juri akhirnya wakil Sumatera Barat, Ruri Juwira masuk ke babak final.
Putusan dewan juri alhirnya memutuskan Ruri Juswira sebagai juara III, juara II diraih oleh utusan Kalimantan Tengah dan Diane Amelia Sondakh dari Sulut sebagai juara I
(Eko)