Menuju Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku, FKPT Kalteng Tangkal Pemahaman Radikalisme dan Terorisme

PULANG PISAU – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan kegiatan Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku (Sehat Mental, Keluarga Cerdas dan Tangguh), yaitu upaya pencegahan radikalisme dan terorisme, bertempat di melalui Forum Koordinasi Aula Kantor Dinas Pendidikan Pulang Pisau, Kamis (21/3/2024).”Atas nama pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, saya menyambut baik dan memberi apresiasi kami mengucapkan terima kasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia dan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah, yang telah mempercayakan Kabupaten Pulang Pisau sebagai tempat kegiatan Pelaksanaan Selamat datang di Kabupaten Pulang Pisau,” kata Sekda Kapuas, Tony Harisinta.Menurut Sekda, dikesempatan tersebut membahas tentang pecegahan peningkatan potensi radikalisme dikalangan anak-anak, terutama siswa SMP dan peran orang tua dalam menghadapinya.Sebab, berdasarkan penelitian BNPT tahun 2023 menunjukkan peningkatan, khususnya di kalangan generasi Z dan pengguna internet aktif dalam konteks keagamaan.Oleh karena itu para kepada para orang tua, diajak untuk lebih proaktif dalam memantau dan mengarahkan penggunaan internet pada anak-anak.”Pentingnya pendidikan nilai-nilai Pancasila dan toleransi harus ditanamkan sejak dini,” tegasnya.Sedangkan anak-anak siswa SMP, Sekda mengingatkan untuk selalu kritis dan bijak dalam menerima informasi. Gunakanlah internet sebagai sarana positif untuk belajar dan memperluas wawasan.”Mari kita bersama-sama membangun ketahanan keluarga dan masyarakat kita dalam menghadapi ancaman radikalisme. Keterlibatan kita semua sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai Semboyan Kabupaten Pulang Pisau adalah “HANDEP HAPAKAT” yang artinya adalah persatuan dan kesatuan semua suku dan Ras dalam falsafah hidup gotong royong, sesuai dengan tujuan kegiatan dalam pencegahan Radikalisme dan Terorisme, Pancasila dan Bhinika Tunggal Ika,” pungkasnya.