Kualitas Meningkat, Tindakan Terorisme Libatkan Pelaku Perempuan, Anak dan Remaja

SERAHKAN KALENDER: Ketua FKPT Bali Ngurah Wiryanta menyerahkan Kalender Bali sebagai kearifan lokal masyarakat Bali kepada Direktur Pencegahan BNPT Prof. Dr. Irfan Idris. (Foto: ist)

SERAHKAN KALENDER: Ketua FKPT Bali Ngurah Wiryanta menyerahkan Kalender Bali sebagai kearifan lokal masyarakat Bali kepada Direktur Pencegahan BNPT Prof. Dr. Irfan Idris. (Foto: ist)

Jakarta, – Secara kuantitas tindakan terorisme di Indonesia tahun 2023 cenderung mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Namun demikian perlu diwaspadai mengingat secara kualitas mengalami peningkatan dengan pelibatan pelaku dari kalangan perempuan, anak dan remaja. Bahkan ada peristiwa terorisme bom bunuh diri melibatkan satu keluarga terdiri dari ibu beserta anaknya.

Demikian diungkap Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali, Ngurah Wiryanata menyitir sambutan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), M. Rycko Amelza Dahniel pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) FKPT VII Tahun 2023 yang dihadiri pengurus FKPT se-Indonesia di Mercure Convention Centre, Ancol, Jakarta, Rabu (20/12).

”Rakornas FKPT VII dilaksanakan dengan tujuan melaksanakan evaluasi pemberdayaan masyarakat dan mengindentifikasi permasalahan dengan menyamakan visi dan misi serta program prioritas yang akan dilaksanakan tahun 2024 terkait pencegahan terorisme,” ujar Ngurah Wiryanata didampingi Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian FKPT Bali, Andi Udin Saransi bersama Bendahara AA Mayun Darma Kesuma.

Pria kelahiran Karangasem yang juga Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Bali ini menjabarkan isu-isu penting Rakornas yang perlu disikapi dan ditindaklanjuti antara lain memastikan perayaan Nataru 2023 berjalan dengan lancar dan damai tanpa ada serangan teror, Pilpres 2024 berjalan dengan lancar dan damai tanpa serangan teror, dan masyarakat tidak terprovokasi dengan isu Gaza.

Lebih lanjut, mantan Bendahara Umum KNPI Provinsi Bali ini mengingatkan adanya perubahan pola serangan terorisme, dari semula hard approach menjadi soft approach. Juga meningkatnya radikalisasi terhadap tiga kelompok rentan yaitu perempuan, anak dan remaja.

Kepala BNPT Komjen Pol. Prof. Dr. H.M. Rycko Amelza Dahniel, M.Si (nomor 2 dari kiri) didampingi Pengurus FKPT Provinsi Bali. (Foto: ist)

”Perlu diupayakan untuk meningkatkan public awarness dan public engagement  sehingga terbentuk public resilience terutama di kalangan perempuan, anak dan remaja melalui pemberdayaan kelompok rentan (perempuan, anak dan remaja – red), pembangunan desa siap siaga, pembangunan sekolah damai dan pembangunan kampus kebangsaan,” pungkas Ngurah Wiryanata seraya menambahkan masih banyak WNI yang ingin pergi ke zona konflik dan bergabung dengan kelompok teror.

Mengutip arahan Kepala BNPT, mantan Kabid Humas Pemprov Bali ini mengungkapkan, di atas permukaan sel-sel terorisme di Indonesia saat ini cenderung mengggunakan jubah keagamaan, sementara di bawah permukaan mereka melakukan gerakan ideologi dalam ruang yang gelap secara sistematis, masif dan terencana. Sel teror melakukan perubahan pola serangan dari hard menjadi soft approach, dari strategi bullet menjadi ballot strategy.

Pada kesempatan Rakornas Ketua FKPT Bali, Ngurah Wiryanata menyerahkan cenderamata  kalender Bali yang diterima Direktur Pencegahan BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris seraya menjelaskan tentang kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Bali, yang perlu terus dilestarikan dan dijadikan benteng dalam upaya pencegahan terhadap tindakan terorisme.