Ketua FKPT Sulsel Menjadi Tim Perumus RAN PE Kota Makassar, Dr. Muammar: Pendekatan Agama Menjadi Vaksin Terhadap Virus Radikalisme dan Terorisme
FKPT.SULSEL., Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan Menjadi Tim Perumus pada kegiatan Workshop Desiminasi Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan Yang Mengarah Pada Terorisme, yang belangsung di Four Point By Sheraton Hotel, Senin (28/11/2022).
Kegiatan ini, terlaksana atas Kerjasama Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Badan Nasional Penaggulangan Terorisme Republik Indonesia, dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Makassar, serta dihadiri oleh sejumlah Organisasi Perangkat Daerah Lingkup Kota Makassar, Akademisi dan Praktisi, Organisasi Keagamaan dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Andi Irwan Bangsawan, selaku Staf Ahli Walikota Makassar dalam sambutannya mengatakan bahwa ada 5 Sasaran dari RAN PE diantaranya: Meningkatkan Koordinasi antar Kementerian dan Lembaga, Meningkatkan Partisipasi dan Sinergitas Pelaksanaan Program, Mengembangkan Instrumen dan Sistem Pendataan dan Pemantauan, Meningkatkan Kapasitas Aparatur dan Infrastruktur, dan Meningkatkan Kerjasama Internasional.
“Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 memberikan perlindungan hak atas rasa aman warga negara dari eksrtrimisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme, selain itu RAN PE ini juga memiliki lima sasaran khusus”Kutipan Sambutan Walikota Makassar.
Sementara itu, Dr. Muammar Bakry memberikan padangan bahwa aksi radikalisme yang mengarah pada terorisme selalu bersentuhan dengan agama, hal ini dikarenakan pelaku terorisme memiliki pemahaman keagamaan yang keliru, ia memberikan rekomendasi bahwa salah satu aspek pencegahan aksi terorisme adalah pendekatan agama.
“Beberapa survey menunjukkan bahwa salah satu penyebab terjadinya radikalisme dan aksi terorisme terjadi dilatar belakangi dengan pemahaman keagamaan yang keliru, bukan hanya Islam, dibeberapa negara lain justru pelakunya adalah orang-orang yang beragama selain Islam, artinya aksi terorisme biasanya dilakukan oleh agama yang mayoritas di daerah tertentu, ini bukan soal agamanya, tetapi tentang pemahaman agama mereka yang keliru, karena itu, saya menyampaikan bahwa karena virus terorisme ini adalah virus agama maka perlu divaksin dari yang sejenisnya yaitu pemahaman agama yang moderat,” Paparnya.
Lebih lanjut, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia ini juga mengajak seluruh pemuka agama untuk menyebar narasi perdamaian dalam masyarakat, ia berharap gagasan moderasi beragama menjadi penguat persatuan dan perdamaian bangsa.
“Karena itu saya mengajak seluruh pemuka agama agar bersama-sama menebar narasi perdamaian di masyarakat, mari kita sama-sama menyebarkan gagasan moderasi beragama saya kira dengan moderasi beragama ini kita akan menjadi bangsa yang Bersatu dan damai, terkhusus umat Islam, mari menampilkan wajah Islam yang damai kepada sesama manusia,” Tutupnya.
Penulis: Sadri Saputra, S.