Jadi Wadah Pencegahan Radikalisme, BNPT-FKPT NTT Gelar YOI 2024
KUPANG – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTT menyelenggarakan Youth of Indonesia (YoI).
Kegiatan yang dilakukan di aula SMKN 3 Kupang, Jumat (22/3/2024) bertujuan memperkuat solidaritas pemuda dalam menghadapi tantangan zaman, termasuk isu-isu kebangsaan dan pencegahan terorisme.Kegiatan yang diinisiasi BNPT dan FKPT NTT ini mengusung tema pemuda mandiri berkarya untuk negeri dan diikuti 18 peserta yang menampilkan nyanyian dan tarian tradisional.
Kegiatan diawali dengan podcast yang digelar sehari sebelumnya atau pada Kamis 21 Maret 2023 di kantor PWNU NTT dengan narasumber Ketua FKPT NTT, Ir Yohanis Octavianus, Ketua PWNU NTT, Pua Monto Umbu Nay, Kepala Sub Direktorat Pengamanan Lingkungan BNPT, Kolonel Laut Setyo Pranowo, SH MM dan Jessica Yo.
Podcast dilakukan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ancaman radikalisme dan terorisme kepada kaum muda. Selain itu melalui pendekatan yang interaktif dan edukatif, podcast membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi ancaman. YOI juga menjadi wadah dan instrumen penting dalam pencegahan terorisme di Indonesia. Kegiatan YOI sendiri menampilkan gelar kreasi budaya dengan menampilkan karya-karya budaya lokal atau local wisdom sebagai bentuk ekspresi keberagaman budaya yang dibawakan peserta melalui lagu-lagu daerah dan tarian kreasi budaya.
Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT, Kol Laut Setyo Pranowo, SH MM menyebutkan kalau kehadiran BNPT melalui FKPT untuk memberikan edukasi kepada kaum muda dalam menghadapi ancaman radikalisme, intoleransi dan terorisme melalui program Youth Of Indonesia
Wadah ini memberikan kebebasan bagi kaum muda untuk berekspresi dalam seni dan menjelma menjadi budaya. Program YOI menjadi metode soft approach dalam pencegahan terorisme yang dilakukan BNPT dan FKPT. Kaum muda diberikan kesempatan untuk terlibat secara aktif dengan pendekatan yang lebih inklusif dan proaktif.
“Program ini bertujuan untuk memperkuat persatuan dan keberagaman serta menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis di kalangan generasi muda Indonesia”. YOI juga menyediakan platform yang kreatif bagi kaum muda untuk mengekspresikan diri melalui seni dan budaya dengan berbagai kegiatan sebagai sarana mengajarkan nilai toleransi, pluralisme dan perdamaian. Dengan melibatkan kaum muda dalam aktivitas seni dan budaya, program ini membantu agar mereka memahami dan mengapresiasi keragaman serta memperkuat rasa persatuan di tengah perbedaan,” tandasnya.
Tema yang diusung YOI tahun 2024 “Pemuda mandiri berkarya untuk negeri” membawa pesan bahwa setiap generasi adalah masyarakat baru yang harus memperoleh pengetahuan mempelajari keahlian dan mengembankan karakter generasi muda yang wajib memiliki kecerdasan untuk berprestasi dengan menghargai perbedaan yang ada.
Program YOI juga memberikan panggung kepada generasi muda Indonesia untuk mengekspresikan diri melalui seni dan budaya serta memberikan ruang untuk berkreasi dan berinovasi.
“Kegiatan seni dan budaya ini diharapkan menjadi alat untuk memperkuat ketahanan sosial dari berbagai ancaman seperti radikalisme, intoleransi dan terorisme,” tambahnya.
Melalui kegiatan YOI, dapat memperkuat dan memperkukuh persatuan dan keberagaman serta mempromosikan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi di kalangan generasi muda. Ketua FKPT NTT, Ir Yohanis Octavianus menyebutkan kalau pemuda memiliki peran penting dalam mencegah radikalisme dan intoleransi di tengah-tengah masyarakat dengan mengedepankan pendidikan yang inklusif dan mengadvokasi nilai-nilai toleransi serta keragaman. Disebutkan pula, pemuda perlu menjadi contoh dan teladan yang mempromosikan kerjasama antar agama dan antar budaya karena pemuda dapat membentuk masyarakat yang lebih harmonis dan menjauhkan diri dari ancaman radikalisme yang merusak.
Kegiatan YOI yang digelar sejak pagi hingga sore diikuti 18 peserta yang membawakan lagu daerah dalam bentuk solo dan duet serta penampilan monolog dari siswa SMA.
11 peserta solo dan duet juga diberikan kesempatan menjelaskan arti lagu daerah yang dibawakan diiringi Prasendo Band Kupang. Selain itu ada pula peserta yang tampil dengan tarian dalam balutan budaya lokal dan aksi monolog. Seluruh penampilan peserta dinilai oleh tim juri masing-masing Jessica Yo, Zet Hendriksen dan Okto Ariana.Para pemenang akan mendapatkan hadiah dan bonus dari BNPT dan FKPT NTT.