FKPT Kalbar Hadiri Rakernas FKPT-BNPT ke XI di Jakarta

Sambutan Kepala BNPT Komjen Pol Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si Pada Pembukaan Rakernas BNPT 2024 di Hotel Bidakara Jakarta (20/2/2024)

Jakarta, FKPT Kalbar ~ Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Rapat Kerja Nasional Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) ke XI bertempat di hotel Royal kuningan dan hotel Bidakara Jakarta 19 s/d 22 Februari 2024

Hadir pada acara pembukaan Kepala BNPT Komjen Pol Moh. Rycko Amelza Dahniel, Plt.Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Jenderal.Purn. Tito Karnavian, menteri PAN RB Moh Azwar Anas, kepala Kementerian lembaga dan sejumlah pejabat eselon I sampai dengan IV BNPT, kelompok Ahli BNPT, perwakilan lembaga internasional, pengurus FKPT 34 Provinsi dan 2 Kabupaten (Lebak dan Jepara), perwakilan duta damai serta pihak terkait lainnya. FKPT Kalimantan Barat yang diketua oleh Prof. H.Dr.Wajidi Sayadi, M.Ag hadir beserta pengurus pada rakernas ini.

Pada Pembukaan Rakernas BNPT yang mengusung tema “Melindungi Perempuan, Anak dan Remaja Indonesia” ini Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengungkapkan tujuan rakernas FKPT yaitu untuk mengevaluasi kinerja penanggulangan terorisme di indonesia selama tahun 2023 dan rencana kerja BNPT di tahun 2024 karna meskipun selama 2023 tidak ada serangan teroris secara terbuka atau “zero terrorist attack” kita tetap harus waspada,

“Alhamdulillah, prestasi yang luar biasa sepanjang 2023 tidak ada satupun serangan teroris secara terbuka yg terjadi di Indonesia atau zero terrorist attack.Namun demikian kita harus tetap waspada, apa yang terjadi kini dan berbagai serangan terbuka hanyalah fenomena yang muncul di atas permukaan dalam sebuah teori gunung es,” uangkapnya.

Indonesia sebelumnya setiap tahun selalu mencatat terjadi serangan teroris dan sebuah negara memiliki sel jaringan teroris yang aktif namun mampu mencatat sejarah tidak ada satupun serangan terorisme secara terbuka sepanjang tahun 2023. “Ini merupakan hasil kerja keras dari Densus 88 Polri didukung oleh TNI dan seluruh masyarakat Indonesia melakukan penegakan hukum efektif, masif dan proaktif. Terima kasih Polri, terima kasih TNI, dan juga seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut Kepala BNPT menjelaskan bahwa ada fenomena di bawah permukaan, yakni terjadi tren peningkatan konsolidasi dan proses radikalisasi dengan tiga indikator, pertama, penguatan sel-sel terorisme yang ditunjukkan semakin meningkatnya jumlah pelaku yang ditangkap serta jumlah penyitaan senjata, amunisi, dan bahan peledak ketimbang dari tahun sebelumnya. Kedua, terjadi peningkatan “fund raising” atau pengumpulan dana dengan menggunakan berbagai cara dan memanfaatkan berbagai momentum. “Ketiga, terjadi peningkatan proses radikalisasi dengan sasaran pada tiga kelompok rentan, yakni perempuan, anak-anak serta remaja,” paparnya.

Beranjak dari fenomena yang terjadi BNPT akan melaksanakan 7 (Tujuh) Prioritas Program Kerja 2024 meliputi Perlindungan Perempuan, Anak dan remaja, Pembentukan Desa Siap Siaga, Pembentukan Sekolah Damai, Pembentukan Kampus Kebangsaan, Assesment Pegawai Beresiko Tinggi, Penanganan Warga Indonesia yang terafiliasi Foreign Terorist Fighter (FTF), Re-Edukasi mitra deradikalisasi serta Keluarga di luar lapas.

Sementara itu Plt. Menko Polhukam Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian dalam pidatonya sebelum membuka kegiatan mengungkapkan pentingnya mengetahui motif penyebab terjadinya terorisme dengan memetakan untuk mencegah, menetralisir, agar program tepat sasaran. Teori Komunikasi adalah ilmu yang paling pas dalam pencegahan, karena ada 5 elemen komunikasi yang digunakan pada proses radikalisasi yaitu sender, channel, message , receiver, dan context. “Jika mesagenya bagus, pengirim dan channelnya juga bagus serta receivernya mau menerima dan konteksnya mendukung maka proses transfer radikalisasi akan berjalan mulus, tapi jika kita bisa merusak atau melemahkan salah satu proses terjadinya transfer maka tidak akan terjadi radikalisasi” jelasnya.

Lebih lanjut  menyarankan kepada BNPT untuk terus melakukan program pencegahan berbasis keilmuan melalui program deradikalisasi bagi para perekrut atau bagi yang sudah terdoktrin dan kontraradikalisasi untuk kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak dan remaja agar  mereka kebal dan menolak paham radikalisme dan yang terakhir konter ideologi yaitu dengan mengembangkan ideologi tandingan. “ intensifkan ideologi Pancasila, intensifkan pengetahuan demokrasi dan islam moderat agar tidak terpengaruh pada kelompok takfiri maupun salafi jihadi”pungkasnya.

Rilis FKPT Kalbar