FKPT BANTEN: Peran Perempuan Sebagai Agen Perdamaian Cegah Radikalisme

Pandeglang- Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten, KH Amas Tadjuddin mengatakan, perempuan sebagai agen perdamaian untuk pencegahan radikalisme dan terorisme yang bisa memecah belah persatuan bangsa.

“Kegiatan ini meruapkan pencegahan melalui pendekatan yang soft approach yang diharapkan masyarakat tercerdaskan dan dapat mengurangi tumbuh berkembang radikalisme dan terorisme di pandeglang,” ungkap KH Amas Tadjuddin di Aula Pendopo Pemkab Pandeglang Jl. Mayor widagdo, Kabupaten Pandeglang, Senin (27/06/2022).

Kegiatan tersebut mengusung tema ‘Perempuan Top Viralkan Perdamaian,’ dengan menghadirkan para narasumber dari Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT RI Setyo Pranowo, Pengamat Sosial dan Pengajar Vokasi UI Devie Rahmawati dan Badan Intelejen Negara Provinsi Banten (BIN Banten) Zulkarnain.

Kemudian, Badan Intelejen Negara Provinsi Banten (BIN Banten) Zulkarnain menjelaskan, bahwa peran Ibu-Ibu dalam memberikan pemahaman kepada anak-anaknya untuk menanamkan ideologi bangsa (NKRI) seperti pemahaman Bhineka Tunggal Ika bahwasanhya Indonesia merupakan beragam corak suku, ras, bahasa dan agama sebagai implementasi dari praktek kehidupan sehari-hari untuk menangkal paham radikalisme di lingkup keluarga.

“bagaimana upaya untuk menangkal paham radikalisme kepada anak, jangan sampai terpapar gerakan-gerakan radikalisme yang menjadi tantangan bagi kita semua, dari pihak kepolisian dan TNI mungkin tidak akan bisa membasmi utuh paham radikalisme tanpa ada peran dan bantuan Bapak-Ibu semuanya.” ungkap Zulkarnain pada saat menyampaikan materi.

Selain itu, Zulkarnain juga berpesan kepada Bapak, Ibu dan Warga untuk bisa bekerjasama dalam membasmi paham radikalisme, kita harapkan dengan adanya kerjasama yang baik antara kita semua menangkal paham tersebut jangan sampai nanti anak-anak muda ini terpapar radikalisme.

Selain itu, Kabid Perempuan dan Anak FKPT Provinsi Banten Siti Nurasiah mewakili narasumber Devie Rahmawati yang berhalangan hadir, menyampaikan perempuan dan kecakapan digital harus bijak menggunakannya, terutama Ibu-Ibu yang tidak lepas dengan namanya gadget.
“Disamping itu, banyak yang kita tidak sadari bahwa media sosial jika tidak bisa menyaring penggunaannya begitu nampak ujaran kebencian, ia juga mengimbau kepada Ibu-Ibu lihatlah konten-konten yang positif seperti tutorial masak dsb,” imbuhnya

Sementara berlaku sebagai moderator Nunung Ajizag toloh perempuan pandeglang sekaligus Komisioner KPU Pandeglang.

Sumber: https://investigasibhayangkara.com/