BNPT Gelar Coaching Enumerator Survei Indeks Risiko Terorisme 2025 Secara Daring Nasional

Jakarta, 25 Juli 2025 — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Direktorat Pencegahan menyelenggarakan kegiatan Coaching Enumerator Survei Indeks Risiko Terorisme (IRT) Tahun 2025 pada tanggal 21–25 Juli 2025. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dan diikuti oleh peserta yang terdiri dari peneliti, asisten peneliti, dan enumerator yang berasal dari 36 provinsi di seluruh Indonesia, melalui wadah Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT).

Survei IRT merupakan amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, yang menjadi indikator penting dalam penguatan kontra-radikalisasi dan deradikalisasi terorisme di Indonesia. Nantinya Survei ini dilaksanakan di 230 kabupaten/kota dan 460 melibatkan enumerator.

Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof. Irfan Idris, M.A., dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan, beliau menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai tahap awal pelaksanaan survei IRT yang bertujuan memetakan tingkat kerentanan suatu wilayah terhadap risiko terorisme. “Enumerator adalah ujung tombak pengumpulan data yang menjadi fondasi analisis risiko wilayah,” ujarnya.

Selama pelatihan peserta mendapatkan pembekalan materi yang mencakup pengantar survei IRT, pengisian kuesioner, serta penggunaan aplikasi survei digital. Pembelajaran disampaikan oleh tim reviewer BNPT dan difasilitasi dalam 10 kelas virtual yang dibagi berdasarkan zona waktu dan wilayah. BNPT berharap seluruh tim lapangan dapat bekerja optimal untuk menjamin validitas dan keakuratan data survei.

Kegiatan coaching ini juga menjadi sarana penyamaan persepsi dan peningkatan kapasitas dalam pelaksanaan survei lapangan. “Kita tidak ingin survei ini menjadi rutinitas administratif semata, tapi menjadi pijakan ilmiah dalam menyusun kebijakan pencegahan terorisme di Indonesia,” lanjut Prof. Irfan.

Kegiatan ditutup dengan pembekalan etika dan integritas kerja lapangan. Melalui pelaksanaan survei ini, BNPT berharap dapat menyusun kebijakan berbasis data yang kuat (research-based policy making) dalam menghadapi tantangan terorisme yang terus berkembang, terutama dalam konteks digitalisasi dan perubahan pola ancaman.