UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Terapkan Tujuh Strategi Perlawanan Radikalisme pada PBAK 2024

FKPT Jateng News, Pekalongan – Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur) menggelar Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun Akademik 2024/2025 dengan mengedepankan perlawanan terhadap radikalisme. Acara ini berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 20 hingga 23 Agustus 2024, di Gedung Student Centre Kampus II UIN Gus Dur, dan diikuti oleh 2624 mahasiswa baru.

Dalam paparannya yang disampaikan di hadapan mahasiswa baru, Ketua Bidang Media, Hukum, dan Humas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah, Dr. Hamidulloh Ibda, menekankan pentingnya penerapan tujuh langkah strategis untuk melawan radikalisme di lingkungan kampus.

Langkah pertama adalah penguatan pendidikan karakter dan nilai-nilai kebangsaan, melalui integrasi kurikulum moderat, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, pendidikan moderasi beragama, Islam Wasatiyah, serta kegiatan ekstrakurikuler yang menggabungkan budaya lokal. Kedua, peningkatan literasi digital dan media, dengan edukasi serta pengembangan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah.

Langkah ketiga yang dijelaskan oleh Dr. Ibda adalah penguatan moderasi beragama melalui dialog antaragama dan pembinaan tokoh agama. Keempat, deteksi dini dan tindakan preventif melalui monitoring aktivitas mahasiswa, konsultasi psikologis, dan pelaporan cepat terhadap indikasi radikalisme.

Kerjasama dengan berbagai pihak (Pentahelix) menjadi langkah kelima, melibatkan institusi seperti BNPT, Kesbangpol, FKPT, FKUB, NU, Muhammadiyah, MUI, Kemenag, media massa, serta komunitas Duta Damai. Keenam, penguatan peran dosen dan tenaga pendidik melalui pendidikan, pelatihan, dan pengawasan yang ketat.

“Ketujuh, pencegahan melalui teknologi dan media sosial, termasuk monitoring aktivitas online, kampanye kontra-narasi, serta penyebaran narasi positif yang bertentangan dengan ideologi radikal. Kami juga melibatkan mahasiswa dalam kampanye yang mempromosikan toleransi, kerukunan, dan kebhinekaan,” jelas Dr. Ibda.

Pihaknya mewakili BNPT juga menegaskan, bahwa peran literasi wawasan kebangsaan dalam melawan radikalisme sangat beragam, yaitu meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila, memperkuat rasa nasionalisme, meningkatkan ketahanan ideologi, menumbuhkan sikap kritis terhadap informasi, mengikuti kegiatan-kegiatan positif, aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang moderat, dan menggunakan media sosial secara bijak. (*)