POLDA SULBAR DAN FKPT SULBAR GELAR SOSIALISASI PENCEGAHAN RADIKALISME DI MAMUJU TENGAH

Mamuju Tengah – Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda Sulawesi Barat bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulbar menggelar kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Polisi dan Masyarakat di SMA Negeri 1 Budong-budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Jumat (22/8/2025).

Acara ini dihadiri ratusan pelajar, guru, serta tokoh masyarakat setempat. Kegiatan dibuka secara resmi oleh jajaran Ditbinmas Polda Sulbar dengan menghadirkan Ketua FKPT Sulbar, H. M. Sahlan sebagai narasumber utama.

Dalam paparannya, Ketua FKPT Sulbar menekankan pentingnya menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. “Generasi muda harus menjadi benteng terdepan dalam mencegah masuknya paham radikal, terorisme, dan intoleransi yang bisa memecah persatuan bangsa,” ujarnya.

Selain itu, Ketua FKPT Sulbar juga menyampaikan ciri-ciri paham radikalisme yang perlu diwaspadai, di antaranya:

1. Intoleran (tidak mau menghargai pendapat & keyakinan orang lain),

2. Fanatik (selalu merasa paling benar; menganggap orang lain salah),

3. Eksklusif (membedakan diri dari kelompok arus utama atau maisntream),

4. Revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan), dan

5. Ingin mengubah 4 pilar kebangsaan; Pancasila, Ke-Bhinneka-an, NKRI dan UUD 1945.

“Ciri-ciri ini harus dikenali sejak dini agar generasi muda tidak mudah terpengaruh. Jangan sampai kita terlambat menyadari bahwa paham radikal sudah masuk di sekitar kita, baik di lingkungan sekolah, kampung, maupun melalui media sosial,” tegasnya.

Sementara itu, pihak Ditbinmas Polda Sulbar menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi program kerja tahun 2025 dalam memperkuat sinergi antara kepolisian dan masyarakat. “Kami ingin membangun kesadaran bersama bahwa menjaga keutuhan NKRI bukan hanya tugas aparat, tetapi juga seluruh elemen masyarakat,” ujar perwakilan Ditbinmas.

Suasana kegiatan berlangsung interaktif, diwarnai tanya jawab dan diskusi antara narasumber dengan para peserta. Antusiasme pelajar terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan seputar cara menangkal radikalisme di lingkungan sekolah maupun media sosial.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para pelajar dan masyarakat dapat semakin memahami bahaya paham radikal sekaligus menguatkan komitmen kebangsaan di Bumi Malaqbi.