Nonton Bareng Film “Sayap-Sayap Patah 2: Olivia” Perkuat Sinergi Pencegahan Radikalisme di Sultra

Kendari, 22 Mei 2025 — Dalam semangat memperkuat narasi moderasi beragama dan mencegah paham radikal di tengah masyarakat, Unit Cegah Satgaswil Densus 88 Polda Sulawesi Tenggara menginisiasi kegiatan nonton bareng film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia bersama berbagai stakeholder dan mitra pencegahan, Kamis (22/5) di Hollywood Cinema Kendari.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen strategis seperti Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sultra, Kementerian Agama Sultra, Gerakan Pemuda Ansor, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), insan media dari TVRI, MD TV, serta sejumlah organisasi kemasyarakatan lainnya.

Film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia merupakan sekuel dari film sebelumnya yang mengangkat sisi kemanusiaan di balik tragedi aksi teror. Kali ini, film tersebut menyentuh aspek personal dan emosional dari para korban, serta menggambarkan dampak psikologis dan sosial jangka panjang akibat tindakan radikalisme.

Kombes Pol Masjaya, selaku Kepala Satgaswil Densus 88 Polda Sultra, dalam keterangannya menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari pendekatan lunak (soft approach) dalam pencegahan terorisme. “Film ini bukan sekadar tontonan, tapi juga sarana edukasi yang menyentuh nurani. Kita ingin membangkitkan empati masyarakat terhadap korban terorisme dan sekaligus menunjukkan bahwa ada cara-cara damai dan beradab dalam menyelesaikan perbedaan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kerja sama dengan berbagai pihak seperti ormas keagamaan dan media merupakan kunci sukses dalam membangun ketahanan masyarakat dari ideologi kekerasan.

FKPT Sultra sendiri dihadiri oleh Bendahara, Kabid Agama, Kabid Media dan Staf Sekretariat. Dalam tanggapannya, Abid Muhaimin, selaku Kepala Bidang Media FKPT Sultra, menyampaikan bahwa film ini mengajak masyarakat untuk tidak hanya memahami bahaya terorisme secara rasional, tetapi juga secara emosional dan spiritual. “Olivia menyentuh ruang yang jarang dijelajahi dalam narasi pencegahan: sisi kemanusiaan. Kita belajar bahwa korban bukan hanya angka, mereka adalah anak-anak, istri, dan keluarga yang kehilangan. Ini penting untuk membuka ruang empati publik,” jelas Abid.

Ia juga mengapresiasi langkah kolaboratif Densus 88 yang menggandeng media lokal dan organisasi sipil sebagai bagian dari strategi pencegahan yang partisipatif dan berkelanjutan.

Kegiatan nonton bareng ini ditutup dengan foto bersama bersama penonton, yang memperlihatkan antusiasme peserta dalam membangun pemahaman kolektif tentang pentingnya menolak kekerasan dan mengedepankan nilai-nilai toleransi di tengah keberagaman.

Dengan semangat kolaborasi seperti ini, diharapkan Sulawesi Tenggara dapat menjadi wilayah yang tidak hanya aman secara fisik, tetapi juga kuat secara sosial dan ideologis dalam menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme.