Ketua Bidang Media FKPT Jateng Jadi Lulusan S3 UNY Terbaik

Ketua Bidang Media FKPT Jateng Jadi Lulusan S3 UNY Terbaik

Yogyakarta, FKPTCENTER.id – Ketua Bidang Media, Hukum, dan Humas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., ditetapkan sebagai Wisudawan Doktor Prodi S3 Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta. Hamidulloh Ibda yang juga Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung mendapatkan prestasi yang luar bisa di akhir studi S3-nya.

Hal itu terungkap dalam Wisuda Periode IV tahun akademik 2023-2024 di GOR UNY pada Sabtu (25/5/2024). Pada wisuda periode Mei 2025 ini, UNY mewisuda 1.133 orang yang terdiri dari 26 orang Program Doktor, 273 orang Program Magister, 783 orang Program Sarjana, dan 51 orang Program Sarjana Terapan. Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) meluluskan sejumlah 331 orang, Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB) 161 orang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 169 orang, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik (FISHIPOL) 78 orang, Fakultas Teknik (FT) 106 orang, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) 149 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 76 orang, Fakultas Vokasi (FV) 51 orang, dan Sekolah Pascasarjana (SPs) 12 orang.

Rektor UNY Prof. Dr. Sumaryanto mengucapkan selamat dan sukses bagi para wisudawan yang merupakan representasi Indonesia dari ujung timur hingga ujung barat. “Sekian ratus wisudawan wisudawati pada hari ini menyandang prestasi terbaik, baik itu lulus tercepat, IPK tertinggi atau menyumbangkan prestasi dalam bidang penalaran, seni, minat khusus dan olahraga” ucap Rektor.

Seperti diketahui, Ibda telah lulus pada 16 Februari 2024 melalui Ujian Tertutup (Ujian Hasil Disertasi) dengan mempertahankan disertasinya berjudul “Guru Sekolah Dasar Profesional dalam Pembelajaran berbasis Digital”. Melalui Surat Keputusan Dekan FIPP UNY tentang Yudisium Mahasiswa Prodi S3 Pendidikan Dasar A.n Hamidulloh Ibda No. B/203/UN34.11/HK.03/2024, Ibda ditetapkan lulus S3, IPK 3.94 dengan predikat cumlaude, dengan masa studi 30 bulan (2 tahun 6 bulan).

Ibda sendiri juga bisa langsung lulus dalam ujian tertutup tersebut tanpa ujian terbuka karena mendapatkan Keputusan Rektor Universitas Negeri Yogyararta Nomor 3.19an34/I/2024 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau Atas Nama Hamidulloh Ibda pertanggal 19 Januari 2024 yang dibebaskan ujian terbuka / ujian promosi doktor. Suami dari Dian Marta Wijayanti tersebut merupakan doktor ke-71 dari FIPP UNY dan doktor ke-28 dari Prodi S3 Pendidikan Dasar FIPP UNY.

“Alhamdulillah, bisa diberi kesempatan untuk menimba ilmu pada jenjang pendidikan formal tertinggi, diberi kelancaran, lulus cepat, bisa bebas ujian terbuka, dan hari ini ditetapkan sebagai wisudawan doktor terbaik dari Prodi S3 Pendidikan Dasar FIPP UNY,” katanya.

Hamidulloh Ibda telah meraih gelar doktor dengan predikat terbaik dalam bidang Pendidikan Dasar. Wisuda tersebut menjadi momen bersejarah bagi Ibda, yang telah melewati perjalanan akademik yang luar biasa. Dengan disertasi yang mengesankan dan dedikasi yang luar biasa, Ibda berhasil mendapatkan pengakuan atas penelitiannya yang mendalam dan kontribusinya yang signifikan terhadap ilmu pengetahuan.

Ibda menyatakan rasa terima kasih kepada para promotor, istri, keluarga, dan teman-teman yang telah mendukungnya dalam perjalanan ini. Prestasi Ibda ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi mendatang dalam mengejar keunggulan dalam ilmu pengetahuan.

Tips Lulus S3 Tepat Waktu

Wakil Rektor I INISNU Temanggung tersebut memberikan tips agar mahasiswa S3 bisa lulus cepat. “Pertama yang jelas harus disiplin. Dalam hal apapun. Ya disiplin mengerjakan tugas, disiplin ujian proposal, dan disiplin mengikuti semua tahapan ujian,” kata dia.

Kedua, lanjut dia, harus punya strategi publikasi. “Saya dulu awalnya ya tidak ada yang ngajari. Asal nekad dan bismillah saja. Tapi akhir semester satu itu sudah submit artikel di jurnal internasional terindeks Scopus, dan akhirnya accepted. Lalu ada tugas kuliah lagi, submit lagi di jurnal Scopus Q3, lalu accepted juga. Pada saat itulah, saya mencoba mengajukan permohonan RPL kepada Rektor UNY, dan alhamdulillah dari Desember 2023, bisa lolos RPL pada Januari 2024 dan pertanggal 19 Januari SK Rektor keluar,” kata dia.

Dari RPL itu, kata dia, tentu mempercepat satu tahapan ujian dan tentu bisa hemat biasa. “Selain itu memang perlu persiapan lain, mulai dari syarat TOEFL, publikasi, bebas teori, bebas perpustakaan, dan lainnya yang bersifat teknis harus diselesaikan juga, karena kalau ini tidak beres juga akan memperlama studi,” beber dia.

Ketiga, beber dia, kita harus rajin bimbingan, revisi, bimbingan, revisi agar cepat acc untuk segera ujian. “Saya kira ke depan akan banyak doktor cepat, karena zaman saya Angkatan 2021 itu teori masih 3 semester, saya semester 4 baru ujian proposal, semester 5 baru ujian kelayakan, dan semester 6 baru masuk ujian tertutup. Nah, karena dapat RPL akhirnya ya bisa lulus 2 tahun 6 bulan,” kata reviewer pada 19 jurnal internasional terindeks Scopus tersebut.

Pihaknya berharap, semua mahasiswa S3 bisa menata dan menyiapkan diri. “Kalau mau fokus ya harus fokus kuliah, wes kadung kecebur basah, ya sudah harus dituntaskan. Mau revisi nglembur semalam ya harus dilakukan. Saya ketika ngejar agar segera ujian tertutup pun begitu, harus riwa-riwi dari Temanggung, Semarang, Jogja seminggu bisa sampai lima kali. Sampai sakit, masuk angin, harus pijat, semua harus dilakukan, dan itu semua ada pahit manisnya. Tapi kalau masih ngurusi pekerjaan, proyek, ya tidak bakalan selesai apalagi sambil disambi, karena S3 itu tidak bisa buat mainan,” beber dia.

Selain usaha zahir, kata Ibda, tentu jangan lupa usaha batin. “Kita harus rajin berdoa, kirim Alfatihah kepada kedua orang tua kita, para ulama, dan memasrahkan semua kepada Allah Swt, karena tujuan kuliah itu ya aslinya menjadi alat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apa guna berpendidikan tinggi tapi semakin jauh dengan Tuhan?” kata dia. (*)