Kabid Media FKPT Jateng Beberkan 14 Kesalahan dalam Menulis Artikel Jurnal Scopus

Kabid Media FKPT Jateng Dr. Hamidulloh Ibda (kanan) Beberkan 14 Kesalahan dalam Menulis Artikel Jurnal Scopus

Rembang, Fkptcenter.id – Ketua Bidang Media, Hukum, dan Humas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah Dr. Hamidulloh Ibda mengajak dosen STAI Al Kamal Sarang, Rembang, menguasai teknik-teknik menulis artikel ilmiah untuk dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi. Ha itu terungkap dalam workshop academic writing untuk dosen-dosen STAI Al Kamal bertajuk “Strategi Publikasi Ilmiah di Jurnal Bereputasi” yang diinisiasi LP2M STAI Al Kamal pada Jumat (24/8/2024).

Kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari MoU yang telah dijalin antara INISNU Temanggung dengan STAI Al Kamal Sarang, Rembang. Kegiatan diawali dengan sambutan oleh Puket III STAIKA K.H. Ahmad Tahrir, M.Pd.I. Pihaknya berharap dosen-dosen dapat menyerap materi dan menerapkannya untuk mendukung mutu STAIKA.

Dalam paparannya, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Insitut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung Dr. Hamidulloh Ibda memaparkan banyak materi, strategi penentuan jurnal relevan, aman, cepat, murah dan gratis, daftar jurnal gratis/free, bedah struktur naskah artikel jurnal, aplikasi-aplikasi pendukung dan AI, teknik submit dan pengawalan, strategi-strategi tembus Scopus, strategi pasca editor decision dan revisi, dan tindak lanjut menulis artikel ilmiah.

“Dalam mencari jurnal relevan, kita perlu mencari dengan teknik TIT-ABS-KEY. Selain itu, perlu kita mencari secara langsung di Sage Journal Finder, Journal Finder Elsevier, Journal Wiley, Author Services Taylor & Francis, Researcher Life, Charlesworth Author Services, Web of Science Master List, Journal/Name Author Estimator (JANE) dan lainnya,” beber Ibda yang juga menjadi reviewer pada 23 Jurnal Internasional terindeks Scopus tersebut.

Ibda juga memaparkan teknik mencari jurnal gratis yaitu melalui Journals4free dan cek manual jurnal gratis. “Kalau kita bisa menulis di jurnal terindeks Scopus yang gratis lebih baik, namun ada ada kelemah dan kekurangannya,” beber Ibda.

Doktor lulusan terbaik Prodi S3 Pendidikan Dasar UNY tersebut juga membeberkan 14 kesalahan-kesalahan umum penulis dalam menulis dan mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal terindeks Scopus. Pertama, naskah terlalu umum, tidak spesifik, nggedabyah kemana-mana (tidak jelas arahnya). Kedua, struktur naskah kacau dan mengikuti selera sendiri, bukan selera dan kebutuhan editor/jurnal. Ketiga, instan, buru-buru disubmit tanpa direview dulu. Keempat, tidak sesuai AG, Focus and Scope, template, bahkan mengubah template. Kelima, pasrah kepada mahasiswa, dan tidak dijaga kontennya/review dulu. Keenam, translate pasrah kepada Google Translate. Ketujuh, tidak menggunakan bantuan tools (ex: Mendeley, aplikasi olah data, dan lainnya). Kedelapan, terlalu pasrah kepada AI seperti Gemini AI, Pop AI, ChatGPT, Perplexity, dan lainnya. Kesembilan, menggunakan local reference (tidak terindeks Scopus, berbahasa Indonesia). Kesepuluh, tidak mau berkolaborasi dengan penulis dalam dan luar negeri. Kesebelas, naskah kelas jurnal Sinta 6 tapi submit di Scopus Q1. Keduabelas, tidak istikamah, tidak sabar, tidak mau belajar, tidak menghargai proses. Ketigabelas, terjebak pada godaan Fast Track, lobi orang dalam, dan lobi-lobi. Keempatbelas, terjebak pada godaan jalur perjokian. (*)