Kabid Agama FKPT Sultra Jadi Narasumber Orientasi Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan
Kendari – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan kegiatan Orientasi Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan Angkatan 1 dan 2 pada 21–23 April 2025, bertempat di Hotel Plaza Kubra, Kendari. Kegiatan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas aparatur Kementerian Agama dalam mendeteksi dan merespons potensi konflik sosial keagamaan secara cepat dan tepat.
Mewakili Ketua FKPT Sulawesi Tenggara Dr. Hj. Andi Intang Dulung, M.HI yang saat ini mengikuti Rapat Kerja Nasional FKPT ke-XII di Jakarta. Muhammad Syahrul Mubarak, S.Th.I., M.Ag., Kepala Bidang Agama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara, menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut. Ia membawakan materi berjudul “Peran FKPT dalam Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan”. Dalam pemaparannya, Syahrul menyoroti pentingnya pendekatan kolaboratif antara lembaga pemerintah dan elemen masyarakat dalam mencegah konflik yang berlatar belakang agama.
“Peran strategis FKPT adalah membangun jejaring kewaspadaan berbasis komunitas. Kami mendorong pendekatan yang humanis, inklusif, dan berbasis nilai kearifan lokal untuk mencegah radikalisme dan potensi konflik,” ujar Syahrul di hadapan para peserta.
Selain dari FKPT, orientasi ini juga menghadirkan pemateri dari berbagai instansi strategis, antara lain Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tenggara, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara, serta Kejaksaan Tinggi Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kegiatan ini diikuti oleh para pejabat Kemenag Kabupaten/Kota se-Sultra, khususnya para Kepala Sub Bagian Tata Usaha, para Kepala KUA se-Kota Kendari, serta seluruh perwakilan Bimbingan Masyarakat (BIMAS) dari berbagai agama. Kehadiran peserta lintas agama ini menjadi wujud komitmen Kemenag dalam membangun ruang dialog yang inklusif dan memperkuat moderasi beragama di Sulawesi Tenggara.
Dengan adanya orientasi ini, diharapkan peserta mampu meningkatkan sensitivitas terhadap gejala awal konflik dan mengedepankan penyelesaian secara damai serta berbasis nilai-nilai kebhinekaan. Selain itu juga melalui orientasi ini, diharapkan para peserta dapat lebih sigap dalam membaca gejala awal konflik, serta mampu membangun respon yang tepat berdasarkan prinsip moderasi dan kebersamaan lintas agama. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Kanwil Kemenag Sultra dalam memperkuat peran strategis ASN Kementerian Agama dalam menjaga kerukunan umat di Bumi Anoa.