Gerakan Intoleransi Mengejar Kampus Ternama dan Pencetak Guru
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Prof Ahmad Sainul Hamdi mengatakan, gerakan intoleransi mengejar lulusan serta mahasiswa kampus ternama yang mencetak pegawai negeri dan mencetak guru.
“Paham radikal dan intoleran membutuhkan perlindungan dari pejabat dan paham ini dapat mudah didistribusi melalu guru. Oleh karena itu, dibutuhkan ketahanan dari pihak akademisi seperti kampus agar memiliki ketahanan dalam paham yang menyimpang,” ujar Hamdi saat tampil sebagai salah satu narasumber pada Kampus Kebangsaan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH), Kota Serang, Banten, Kamis (4/7/2024).
Sedangkan Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI H Roedy Widodo menyampaikan, selama ini BNPT menggunakan seluruh potensi nasional untuk melawan ideologi radikalisme dan terorisme. ’’Ini untuk menjaga generasi muda,’’ ujarnya saat membuka kegiatan tersebut.
Dijelaskan, dengan konsep pentahelix, melibatkan beberapa unsur yang salah satunya kalangan akademisi. ’’Pentahelix ini artinya multipihak. Ini menandakan tantangan dalam menghadapi terorisme berada di semua lini. Kita kembangkan terus penetrasi ke semua pihak, termasuk di kampus. Semua pihak harus melawan ideologi terorisme,” tegasnya seperti keterangan tertulis yang diterima NUOB, Kamis (4/7/2024) malam.
Mantan kepala Biro Perencanaan, Hukum, dan Humas BNPT itu melanjutkan, Kampus Kebangsaan adalah upaya BNPT untuk meningkatkan public resilience dan public awareness yang mejadi daya tangkal di lapisan civitas akademika. ’’Ini sebagai upaya peningkatan daya tahan untuk masyarakat dalam rangka penangkalan, melawan, mencegah, mendeteksi atau cegah dini terhadap paham radikalisme dan terorisme yang ada di lingkungan sekitar,” ungkap alumni Akmil 1990 itu pada kegiatan bertema Jaga Kampus Kita itu.
Sedangkan Rektor UIN SMH Prof Wawan Wahyudin mengapresiasi langkah BNPT. “Di samping kewajiban, juga pertaruhan. Tidak hanya masa kini, tetapi hingga masa mendatang bahwa NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) itu harus kita jaga. Dan kampus harus tampil karena di dalamnya ada generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan,” ujar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten itu.
Diterangkan, selama ini pihaknya telah menanamkan nilai nilai kebangsaan kepada seluruh civitas akademika melalui penguatan PBNU yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sekadar diketahui, kegiatan tersebut dihadiri sekitar 300 orang. Tampak juga Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Banten KH Amas T beserta jajarannya, dan Wakil Rektor Bidang Kemasiswaan dan Kerja Sama UIN SMH Hidayatullah. (*)
Sumber: https://banten.nu.or.id/