FKPT Riau Gelar Coaching Enumerator IPR dan IRT Tahun 2024

FKPT Riau, Pekanbaru — Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau segera memulai tahapan pelaksanaan kegiatan Survey Indeks Resiko Terorisme (IRT) dan Indeks Potensi Radikal (IPR) tahun 2024. Tahapan ini dimulai dengan mengadakan Coaching Enumerator bertempat aula Lembaga Adat Melayu Riau di Jalan Diponegoro, Pekanbaru pada Kamis (4/7/2024) lalu.

Acara dibuka langsung oleh Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau, Hj. Dinawati, S.Ag, MM. Dalam sambutannya, ia menjelaskan, bahwa berdasarkan persentase kasus terorisme pada tahun 2023 yaitu zero kasus, namun deteksi dini dan kewaspadaan harus ditingkatkan.

“Kita harus tetap waspada, lakukan upaya deteksi dini dan pemetaan. Sekalipun tahun 2023 zero kasus, pemikiran radikalisme akan tetap berkembang dan bisa menjadi bom waktu. Lebih-lebih pola dan strategi yang dipakai kelompok radikal senantiasa berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Meskipun dengan tujuan sama menciptakan teror dan kerusakan masyarakat. Melalui strategi proxy war untuk penyemaian intoleransi, memecah belah dan melemahkan persatuan NKRI”, ungkap Hj Dinawati.

Lebih lanjut, Hj Dinawari, S.Ag, MM juga menyampaikan bahwa penelitian ini dirancang untuk mendeteksi pola radikalisme pada unit sample kabupaten dan kota terpilih dalam skala nasional, sehingga enumerator dituntut untuk jeli, teliti dan detail dalam setiap proses pengumpulan data di lapangan.

“Penelitian ini berskala nasional dengan unit sampel di beberapa kabupaten kota terpilih. Maka, enumerator harus jeli, teliti dan detail dalam proses pengambilan data-data. Validitas data tergantung enumerator, maka memastikan terjun ke lapangan adalah suatu keharusan,” ujar Hj Dinawati yang juga Ketua Muslimat NU Riau.

“Enumerator harus bisa menjadi bagian kebudayaan masyarakat setempat dengan pendekatan “Living perspective”, yaitu dapat meleburkan diri dalam masyarakat. Sehingga dalam proses pengumpulan data harus sebisa mungkin terintegrasi dan menjadi bagian komunitas dan kebudayaan masyarakat. Senantiasa menjunjung tinggi etika dan sopan santun seperti dalam upaya penggalian data; bagaimana masyarakat menyelesaikan permasalahan berbasis kearifan lokal, dan potret digital masyarakat, semua itu harus dilakukan dengan etis, riang gembira dan professional,” imbuhnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, ia memberikan pesan kepada enumerator agar bersungguh-sungguh dalam menjalankan misi penelitian ini.

“Kami ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam upaya kita untuk memahami lebih dalam kondisi riil terkait risiko terorisme dan potensi radikalisme di tengah masyarakat. Dengan data yang akurat dan komprehensif, kita dapat merumuskan strategi pencegahan yang lebih efektif dan tepat sasaran,” ujarnya.

Kegiatan coaching enumenator IPR dan IRT ini dihadiri Bendahara FKPT Riau Dra. Harlina Nurdianty dan Kabid Penelitian FKPT Riau, Sri Wardani, SKM, M.Kes serta Satgas FKPT Riau.