FKPT Malut Gelar Kenduri Untuk Wujudkan Desa Siaga Terorisme

Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri atau Kenduri untuk mewujudkan Desa Siaga dengan Resiliensi

Ternate, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme ( FKPT ) Maluku Utara menggelar kegiatan pencegahan radikalisme dan terorisme di Kelurahan Sulamadaha, Kota Ternate. Kegiatan bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini melibatkan ratusan peserta dari berbagai komponen masyarakat, termasuk warga setempat.

Tema pada kegiatan ini yaitu “Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri atau Kenduri untuk mewujudkan Desa Siaga dengan Resiliensi. Giat ini berlangsung di Gedung Serbaguna Kompleks Pantai Sulamadaha, Rabu (6/11/2024).

Sekretaris FKPT Maluku Utara, Hidayatussalam Sehan, mengatakan, terorisme merupakan tindak kejahatan luar biasa yang menjadi perhatian dunia. Terorisme bukan sekadar aksi teror semata, namun kenyataannya melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Yang mana HAM menjadi hak dasar yang secara kodrat melekat dalam diri manusia. Yaitu hak untuk merasa nyaman dan aman ataupun hak untuk hidup.

“Kejahatan (terorisme) tidak terkait dengan agama tertentu, karena semua agama tidak mengajarkan kekerasan maupun tindakan terorisme”, kata Hidayatussalam, menegaskan. “Semua agama mengajarkan kedamaian dan kesejukan kepada umatnya. Jadi persoalan terorisme ini merupakan persoalan bersama segenap komponen bangsa”,

Jika dilihat dari dampaknya, maka dampak terorisme pun tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan pada harta benda. Namun juga merusak stabilitas negara, terutama dalam sisi ekonomi, pertahanan, keamanan, sosial budaya, dan lain sebagainya.

Menurut dia, terorisme jelas menjadi ancaman bagi peradaban modern. Sehingga semakin jelas bahwa teror bukan merupakan bentuk kejahatan kekerasan destruktif biasa.

“Melainkan merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia. Yang bahkan tanpa memandang suku, ras, agama, dan negara”, ujarnya.

Saat ini, kata dia, penyebaran paham radikal di media sosial sangat marak digencarkan oleh kelompok radikal terorisme. Mulai dari kalangan gen Z hingga gen X semua berpotensi besar terpapar.

“Inilah yang harus kita waspadai bersama. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa bagi kelompok radikal terorisme, para pemuda-pemudi adalah target utama penyebaran paham dan perekrutannya”, kata Hidayatussalam.

Karenanya dia berharap, melalui kegiatan ini semua elemen masyarakat tergerak hatinya untuk bersama-sama menjaga kedamaian negara. Salah satunya caranya dengan menolak segala bentuk narasi dan ajakan serta paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI.

“Dengan bersama, kita yakin kedamaian Indonesia akan selalu kita rasakan”, ujar Hidayatussalam, sembari mengingatkan semua komponen masyarakat bisa menjadi sasaran dicekoki paham radikalisme dan terorisme.