FKPT Jawa Tengah Gelar Salam Anak Indonesia

Foto Bersama Tim FKPT Jateng bersama tim BNPT

FKPT Jateng, Salatiga – Bertempat di SD Negeri 03 Salatiga, Bidang Anak Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah menggelar kegiatan Salam Anak Indonesia pada Selasa (16/5/2023).

Dalam laporannya, Kabid Perempuan dan Anak FKPT Jawa Tengah Drs. Hj. Atiek Suniarti, M.Si., mengatakan bahwa kegiatan bidang anak di Salatiga ini diikuti oleh 100 Siswa yang berasal dari 7 Sekolah SD. “Adapun tujuan atau urgensinya kegiatan ini dilaksanakan di Salatiga adalah untuk mencermati bagaimana pola keberagamaan peserta didik di Salatiga yang notabene terkenal sebagai daerah atau kota yang sangat menjunjung toleransi tinggi,” katanya.
 
Kegiatan ini, katanya, bisa juga dikatakan sebagai langkah strategis FKPT Jawa Tengah dalam memastikan dan memahami apakah daerah yang terkenal sebagai daerah ter toleransi se Indonesia benar-benar toleransi atau tidak. “Sehingga bisa menjadi sebuah pembelajaran bersama bagaimana toleransi dan sikap cinta damai itu harus senantiasa menyelimuti kehidupan setiap warga negara Indonesia,” lanjutnya.
 
Dikatakannya, silaturahmi FKPT ke Kota Salatiga semoga bisa menjadi langkah awal dalam sinergitas pencegahan intoleransi, radikalisme yang mengarah pada aksi terorisme khususnya di Provinsi Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Nunuk Dartini, S.Pd., M.Si., mengatakan bahwa Dinas Pendidikan kota Salatiga sangat mengapresiasi kegiatan pada pagi hari ini oleh BNPT RI melalui FKPT Jawa Tengah. Tidak lupa juga tuan rumah SDN 03 Salatiga yang telah memberikan tempat yang sangat hebat dan nyaman.

“Kami akan terus meningkatkan kualitas Pendidikan agar kita dan khususnya anak-anak didik kita tidak mudah terpapar arus globalisasi yang mengarah ke krisis moral dan akhlak. Melihat kondisi Salatiga hari ini memang bisa dikatakan sebagai kota yang ramah keberagamaan, dalam artian pun dari dinas Pendidikan Kota Salatiga selalu berupaya untuk senantiasa menciptakan kultur Pendidikan yang ramah, toleran dan tetntunya berdedikasi tinggi,” katanya.
 
Karena disadari atau tidak, lanjutnya, pintu utama seseorang akan menuju masa depan dan karakternya adalah melalui pendidikan, sehingga pendidikan nasional berbasis keagamaan harus senantiasa berjalan secara seimbang.

Direktur Pencegahan BNPT RI Prof. Dr. Irfan Idris, MA., dalam sambutannya mengatakan bahwa Salatiga adalah kota tertoleransi di Indonesia, banyak keanekaragaman di sini dan tentunya harus selalu harmoni. “Bisa kita lihat di beberapa daerah luar sana banyak terjadinya tindakan kekerasan, tidak toleran dan merasa dirinya paling benar sendiri. Padahal kita dari sabang sampai Merauke yaitu saudara semua, tidak terkecuali,” katanya.
 
Indonesia luar biasa, lanjutnya, banyak pulau dan budaya tapi kita masih satu padu, kita harus bangga pada ideologi Pancasila. Indonesia adalah negara bangsa, bukan negara salah satu agama, karena agama sudah meresap di setiap insan pemeluknhya masing-masing.

“Yang perlu anak pahami, ada empat konsensus yang mendasari keutuhan Indonesia, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Ayo ikuti bapak, ayo.. siapa yang belum hafal Pancasila?” katanya.
 
Perlu kita hati-hati dan waspada, lanjutnya, khususnya ibu pendamping atau bapak ibu guru. Karena banyak kelompok yang memang sengaja mengincar anak-anak dan ibu-ibu untuk di rekruit ke dalam kelompok meraka yang radikalisme.
 
“Hari ini, terorisme jangan sampai di salah pahami, bukan berarti yang berjenggot itu radikal semua, ada juga jenggot yang hanya sebagai aksesoris ataupun gen biologis, yang berbahaya itu jenggot ideologis. Bahwa BNPT memiliki strategi untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk, yaitu Kesiapsiagaan nasional, kontra-radikalisasi dan deradikalisasi,” paparnya.
 
Adapun ciri-ciri Radikalisme-Terorisme, menurut Prof Irfan adalah Menolak Pancasila, menolak NKRI, Intoleran, dan yang terakhir adalah takfiri, yaitu kelompok yang suka mengkafirkan. “Banyak aktor atau orang yang ditangkap dan dipenjara karena melakukan Tindakan yang radikal, maka oleh sebab itu anak-anak harus tetap saling mengasihi, tebar cinta kasih di antara sesama manusia. Dan kegiatan selanjutnya nanti akan ada dongeng yang menarik, silakan diambil pelajaran di dalamnya,” tandasnya.
 
“Semoga anak-anakku rajin kepada orang tua, bapak ibu guru, dan rajin beribadah, sehingga hidup senantiasa diiringi rasa bersyukur dan damai,” harapnya.

Usai pembukaan, kegiatan dilanjutkan acara inti yaitu materi menulis surat yang disampaikan oleh Herisyal Natsir. Selain peserta didik dan tamu undangan, hadir juga jajaran pengurus FKPT Jawa Tengah. (hi).