FKPT Jatim Audiensi dengan MUI Jatim: Perkuat Sinergi Cegah Ekstremisme Lewat Pendekatan Keagamaan

Surabaya — Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Timur terus memperkuat kolaborasi lintas lembaga dalam upaya mencegah ekstremisme dan radikalisme di Jawa Timur. Salah satu langkah konkret dilakukan melalui audiensi resmi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur pada Sabtu, 10 Mei 2025, di Surabaya.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua FKPT Jatim, Prof. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag., menyampaikan harapan besar terhadap sinergi bersama MUI Jatim, khususnya dalam pendekatan berbasis keagamaan yang menjadi kekuatan utama lembaga ulama tersebut.
“Dalam pencegahan ekstremisme, kami tidak bisa berjalan sendiri. Salah satu rencana kami adalah memperkuat pendampingan terhadap pesantren-pesantren yang dulu sempat terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah. Dan kami percaya MUI adalah mitra yang tepat untuk itu,” ungkap Prof. Titik.
Ia juga menjelaskan bahwa meskipun dalam tiga tahun terakhir Jawa Timur tercatat sebagai wilayah zero terorisme, namun secara nasional, provinsi ini masih masuk dalam 20 besar daerah rawan ekstremisme (peringkat ke-18).
“Oleh sebab itu, kerja sama dengan MUI Jatim dipandang sangat strategis untuk menjaga keberlanjutan keamanan dan perdamaian di wilayah ini,” terangnya.
FKPT Jatim dalam kesempatan ini diterima langsung oleh Ketua Umum MUI Jatim, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, yang mengapresiasi niat dan kerja sama yang dibangun FKPT. Beliau menekankan pentingnya membangun baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dengan melibatkan pendekatan keagamaan yang kuat dan terstruktur.
“Ekstremisme adalah ancaman nyata bagi terbentuknya negara yang aman. MUI, melalui badan penanggulangan ekstremismenya, siap bekerja sama dengan FKPT karena kita memiliki tanggung jawab keummatan,” ujar KH. Mutawakkil.
Senada dengan itu, Sekretaris Umum MUI Jatim, Prof. Akh Muzakki, Ph.D., menekankan bahwa kelebihan MUI dalam menangani isu ekstremisme adalah pintu masuknya yang menggunakan argumen keagamaan, sesuatu yang sulit didapat dari lembaga lain.
“MUI menjadi garansi institusional karena merupakan wadah dari semua ormas Islam. Ini menjadikan upaya pencegahan ekstremisme lebih diterima oleh masyarakat,” jelasnya.
Audiensi ini juga dihadiri pengurus kedua belah pihak. Dari FKPT Jatim hadir Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, M.Ag. (Bendahara), Dra. Faridatul Hanum, M.Si. (Kabid Perempuan dan Anak), Risma Savhira Dwi Lestari, S.E., M.SEI. (Kabid Media, Hukum dan Humas), Silvya Nuryani, S.Ag., M.Pd. (Satgas Keuangan), dan Kuni Auliya Hamidah, S.M. (Satgas Administrasi). Dari MUI Jatim hadir Dr. M. Hasan Ubaidillah, M.Si. (Sekretaris) dan H. Rasidi, SE. (Bendahara).