FKPT Jateng Ajak 2624 Mahasiswa UIN Gus Dur Lawan Radikalisme, Begini 7 Strateginya!

FKPT Jateng News, Pekalongan – Ketua Bidang Media, Hukum, dan Humas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah Dr. Hamidulloh Ibda mengajak 2624 mahasiswa baru Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur) untuk melawan radikal terorisme melalui tujuh strategi. Hal itu terungkap dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun Akademik 2024/2025 pada Kamis (22/8/2024) di Gedung Student Centre kampus UIN Gus Dur.

Strategi perlawanan radikalisme di perguruan tinggi menurut dosen INISNU Temanggung tersebut melalui tujuh cara. Pertama, penguatan pendidikan karakter dan nilai-nilai kebangsaan melalui kurikulum moderat, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, pendidikan moderasi beragama, Islam Wasatiyah, dan kegiatan ekstrakurikuler yang mengintegrasikan budaya lokal.
Kedua, peningkatan literasi digital dan media melalui edukasi media digital/literasi media digital dan pengembangan berpikir kritis dan ilmiah. Ketiga, penguatan moderasi beragama melalui dialog antaragama, pembinaan tokoh agama. Keempat, deteksi dini dan tindakan preventif, yaitu melakukan monitoring aktivitas mahasiswa, konsultasi psikologis, pelaporan cepat.
Kelima, kerjasama dengan berbagai pihak (Pentahelix) seperti pelibatan BNPT, Kesbangpol, FKPT, FKUB, NU, Muhammadiyah, MUI, Kemenag, Media Massa, Komunitas Duta Damai, dan lainnya. Keenam, penguatan peran dosen dan tenaga pendidik melalui pendidikan, pelatihan, dan pengawalan dosen.
“Ketujuh, pencegahan melalui teknologi dan media sosial yaitu melakukan monitoring aktivitas online, kampanye Kontra-Narasi, menyebarkan narasi positif yang bertentangan dengan ideologi radikal, melibatkan mahasiswa dalam kampanye yang mempromosikan toleransi, kerukunan, dan kebhinekaan,” kata Ibda dalam PBAK yang dimoderatori dosen Pendidikan Bahasa Arab UIN Gus Dur Muhammad Alghiffary tersebut.
“Dalam konteks ini, setidaknya mahasiswa dan akademisi perlu melakukan tindakan melawan radikalisme dan terorisme melalui beberapa formula. Pertama, pendidikan, yaitu perlu mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan ke dalam kurikulum pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Kedua, media massa. Dalam konteks ini, media massa berperan penting dalam menyebarkan informasi yang benar dan membangun narasi positif tentang kebangsaan. Ketiga, organisasi masyarakat/kepemudaan/kemahasiswaan. Organisasi masyarakat/kemahasiswaan dapat berperan aktif dalam melakukan sosialisasi dan edukasi tentang wawasan kebangsaan. Keempat, pemerintah. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung penguatan wawasan kebangsaan, seperti program-program pembinaan masyarakat dan pengembangan karakter,” tegas Ibda dalam paparan materi bertajuk Melawan Radikalisme dan Aliran Trans-Nasional melalui Literasi Wawasan Kebangsaan “Bergerak Bersama Melawan Terorisme dengan Cinta Damai”.

Dipaparkannya, penguatan imunitas ideologi kebangsaan menjadi penting lewat internalisasi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. “Wawasan kebangsaan perlu dikuatkan kepada semua mahasiswa, yaitu sebuah cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan nasional. Hal ini mencakup pemahaman akan keutuhan wilayah, persatuan bangsa, dan nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam konteks yang semakin kompleks saat ini, wawasan kebangsaan menjadi semakin penting sebagai benteng pertahanan terhadap ancaman radikalisme,” beber Wakil Rektor I INISNU Temanggung tersebut.

Acara dengan mengangkat tema “Menyiapkan Mahasiswa Unggul, Moderat dan Berakhlaqul Karimah Menyongsong Indonesia Emas 2045” ini diselenggarakan secara langsung di aula terbesar se-eks karisidenan Pekalongan yakni Gedung Student Centre Kampus II UIN Gus Dur Pekalongan.

Acara berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 20 – 23 Agustus 2024, dengan berbagai kegiatan yang dirancang untuk memperkenalkan mahasiswa baru pada lingkungan akademik dan kehidupan kampus. Peserta PBAK 2024 ini terdiri dari 448 mahasiswa Fakultas Syari’ah (FASYA), 929 mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), 458 mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), dan 789 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).

Pihaknya mewakili BNPT juga menegaskan, bahwa peran literasi wawasan kebangsaan dalam melawan radikalisme sangat beragam, yaitu meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila, memperkuat rasa nasionalisme, meningkatkan ketahanan ideologi, menumbuhkan sikap kritis terhadap informasi, mengikuti kegiatan-kegiatan positif, aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang moderat, dan menggunakan media sosial secara bijak. (*)