FKPT hadiri Rakor Komite Intelijen Daerah Babel

Pangkalpinang, FKPT Babel – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Subardi mengikuti kegiatan rapat koordinasi Komite Intelijen Daerah (KOMINDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dilaksanakan di ruang pertemuan Tins Resto by PappaJack Pangkalpinang. (27/05/2025)

Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Kepulauan Bangka Belitung, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Direktur Intelijen Keamanan Polda Kepulauan Bangka Belitung, Kasi Intel Korem 045 / Garuda Jaya, Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kepala Kantor Wilayah Dirjen Imigrasi Kepulauan Bangka Belitung, Kasi Intel Lanal Kepulauan Bangka Belitung, Kepala Intel Lanud H.A.S Hasandjoeddin, Dantim BAIS TNI, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai TMP C Pangkalpinang, Kasatgaswil Densus 88 AT Bangka Belitung, Kasi Intel BNN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kasi Intel DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung dan Ketua FKPT Babel Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Diskusi yang membahas tentang antisipasi perkembangan ancaman tantangan hambatan dan gangguan (ATHG) menjelang hari raya Idul Adha 1446 H dan isu aktual di Provinsi Kepulauan. Serta membahas hal-hal yang perlu diantisipasi diantaranya terkait ketercukupan dan ketersediaan BBM dan gas elpiji di masyarakat, terkait PMK dan vaksin pada hewan ternak, terkait situasi menjelang pelaksanaan Pilkada di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka, terkait peredaran narkoba, penyelundupan timah serta terkait ormas terlarang di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dalam kegiatan tersebut Ketua FKPT Babel Subardi juga menyampaikan perlunya kita semua untuk mewaspadai penyebaran konsep aqidah al wala’ wal bara’ dari kelompok Salafi Wahabi, karena dikhawatirkan jika konsep ini menyebar secara masif akan menjadi sumber konflik yang meluas yang sulit dikendalikan. Pada tanggal 27 september 2024 yang lalu pernah dilakukan kajian dengan al wala’ wal bara’ di Pangkalpinang. “Konsep yang harus diwaspadai, karena konsep al wala’ wal bara’ ini yang menjadi pemicu utama konflik berdarah yang tidak pernah tuntas di negara-negara Timur Tengah sampai saat ini”, papar Subardi. (*)