Camping Keberagaman: Pencegahan Radikal Terorisme dengan Kampanye Damai Beragama

Para narasumber Camping Kebersamaan dalam Pencegahan  Radikal Terorisme dengan Kampanye Damai Beragama.

FKPT DIY, Yogyakarta – Deputi  Bidang Pencegahan , Perlindungan dan Deradikalasi dari Direktorat  Pencegahan dalam pelaksanaan pargram kerja  melalui Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Bidang Agama , Sosial dan Budaya beserta Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY menyelanggarakan Camping Kebersamaan dalam Pencegahan  Radikal Terorisme dengan Kampanye Damai Beragama dan Pembuatan Vidio  Bahan Ajar ‘Berkolaborasi Untuk Damai Beragama di Sekolah’, Rabu (26/7/2023).

Kegiatan yang digelar bertempat di Asrama Haji Yogyakarta ini dihadiri oleh 100 orang pendidik diantaranya dari PAUD hingga Sekolah Menengah Atas yang ada di Yogyakarta. Juga tamu undangan dari  Deputi I BNPT, Polda DIY, Korem 072 Pamungkas, Kesbangpol DIY, Badan Intelejen DIY, Pangkalan TNI Adisutjipto, Pangkalan TNI AL, Kementrian Agama DIY dan Kepala FKPT DIY.

Dalam sambutan saat pembukaan acara, Deputi I BNPT Mayjend Nisan Setiadi yang diwakili oleh Kasubdit Deradikalisasi Luar Lapas Direktoral Deradikalisasi BNPT Kolonel Drs. Soejatmiko mengemukakan, bahwa ada hal yang membedakan antara tindak pidana kriminalisme biasa dengan aksi terorisme. Menurutnya, aksi terorisme dilatarbelakangi oleh topik kabur ideologi yaitu paham radikalisme yang berkembang dari benih- benih intoleransi yang kemudian menjadi radikalisme.

“Ditandai dengan ciri – cirinya antara lain anti bernegara Republik Indonesia atau pemerintah, anti   Negara Kesatuan Republik Indonseia. Anti di sini berarti memusuhi dan tidak mau mengikuti aturan  pemerintahan serta mengkuti  kelompok orang yang menganut faham yang berbeda. Juga fanatisme agama yang sempit sehingga  berujung keinginan untuk merubah ideologi negara menjadi ideologi yang mereka bawa atau dicita – citakan yang bisa menyebabkan korban dari aksi tersebut,” papar Soejatmiko.

Dikatakan, generasi milenial sekarang menjadi rentan dengan adanya informasi secara online melalui media sosia terus berkembang, yang bisa merusak dan bisa terpapar faham radikalisme. Menurut survai pada tahun 2020 faktor  yang paling efektif untuk mengurangi potensi radikalisme secara berkelanjutan adalah dengan lembaga sekolah menjadi keluarga bagi anak.

“Sehigga para guru sebagai pembimbing yang bertanggung jawab untuk menjunjung tinggi nilai perdamaian. Pasalnya terorisme tidak bisa dianggap sepele karena dampaknya merusak dan menyebabkan kericuhan pada masyarakat,” tandas Soejatmiko.

Tamu dan peserta Camping Kebersamaan dalam Pencegahan  Radikal Terorisme dengan Kampanye Damai Beragama.

Sementara itu, dalam sambutan mewakili Ketua FKPT DIY, Fatma Amalia ,S.Ag, M.Si  selaku Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Anak menjelaskan, FKPT menyelenggarakan acara ini lantaran memiliki kewajiban guna turut serta mengurangi angka terorisme dan radikalisme yang ada di Indonseia. “Menurut penelitian  yang dilakukan oleh BNPT pada tahun 2022 jumlah /potensi angka radikalisme mencapai 10 persen, yang artinya turun 2,2 persen dari tahun 2020 yang tadinya 12 persen,” kata dia.

Lanjut Fatma menjelaskan, tetapi penurunan ini tidak akan kita biarkan begitu saja, akan tetapi kita akan terus berusaha menurunkan radikalisme di negara kita. Walaupun kalau dilakukan agak tidak mungkin bisa bersih sebab potensi ini ada di setiap negara dengan kedok agama. Pasalnya Indonesia termasuk  majemuk yang terdapat banyak agama.

“Maka dari itu FKPT tergerak untuk mengadakan acara yang bertujuan guna mencegah radikalisme dan terorisme. Seperti saat ini yang salah satunya kegiatan dimulai dari para guru yang diharapkan akan bisa mentranfer ilmunya kepada para anak didiknya,” terang dia.

Dalam kesempatan ini, sebagai narasumber pertama adalah Kolonel Drs. Soejatmiko dari Deputi BNPT, dengan mengambil tema ‘Kebijakan dan Strategi Pencegahan Terorisme di Lembaga Pendidikan’. Sementara narasumber kedua Dr.Anis Masyhur, S.Ag MA dari Kasubdit Bina GTK MA/MAK, dengan mengambil tema ‘Kolaborasi Guru Lintas Agama Mewujudkan Damai Beragama di Sekolah’.