BNPT: Perempuan dan Orang Muda Kota Rentan Disusupi Pengaruh Teroris
BANDA ACEH – Subkoordinator Penelitian dan Evaluasi Subdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) Teuku Fauzansyah menyampaikan, berdasarkan hasil riset terhadap napi terorisme yang ada di dalam dan luar lapas membuktikan, 45,5% pelaku teror karena terpengaruh ideologi agama yang keliru.
“Namun dari riset BNPT tahun 2022, kelompok perempuan relatif lebih rentan terpengaruh, juga anak-anak muda yang tinggal di kota rentan disusupi pengaruh terorisme dan radikal ketimbang mereka yang tinggal di desa. Namun, anak muda yang aktif internet lebih rentan lagi,” jelas Fauzan saat mengisi materi cara Camping Keberagaman dalam Pencegahan Radikal Terorisme dengan Kampanye Damai Beragama yang digelar BNPT dan FKPT Aceh di Auditorium Teater Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (3/5/2023).
Kata Fauzansyah, motif terorisme berdasarkan riset antara lain karena ideologi agama yang keliru, Solidaritas Komunal yang negatif, Mob Mentality, Balas dendam, Situasional, dan Separatisme.
Namun di Indonesia pelaku teror juga dilakukan oleh keluarga, dan tindakan teroris sekeluarga seperti teror keluarga di Surabaya yang melibatkan ayah, ibu, dan anak-anaknya, bukanlah sebuah prestasi, .
Ada yang meyakini bahwa kemiskinan adalah kunci pelaku teror keluarga, faktanya teror keluarga itu tidak miskin, punya rumah bagus dan berpendidikan.
“Sepengetahuan kami teroris keluarga tidak terjadi dibelahan dinia manapun, kecuali di Indonesia,” ujar Teuku Fauzansyah
Fauzan menyebut, teror yang dilakukan sekeluarga itu punya target meledakan 3 gereja. “Pertanyaannya apakah mereka bodoh, ternyata tidak,” ujarnya.
Pemateri menghadirkan Teuku Fauzansyah, (Perencanaan Program Subdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI), Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Dr Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, MA Sholehuddin, M.Pd. Moderator Dr. Sulaiman Tripa. Hadir Tim FKPT Aceh Mukhlisuddin Ilyas, Sulaiman Tripa, Suraiya Kamaruzzaman, Dedy Adrian, Gus Azwar, Nera Gustika dan Tim dari BNPT.