BNPT dan FKPT Riau Ajak Perempuan dan Anak Bengkalis Lawan Paham Radikalisme dan Terorisme

Duri – FKPT Riau — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mengajak perempuan dan anak-anak di Provinsi Riau khususnya masyarakat Bengkalis untuk bersama-sama menumbuhkan kesadaran melawan segala bentuk paham propaganda radikalisme dan terorisme.

“Perempuan dan anak-anak harus mawas diri agar tidak terperangkap masuk jaringan pelaku ataupun korban atas aksi terorisme. Penanggulangan terorisme tidak bisa dilakukan oleh aparat keamanan semata,” kata Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Prof. Irfan Idris saat sambutannya pada acara “Kegiatan Bidang Perempuan dan Anak Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme” yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau, Kamis (20/6) di Aula Batin Betuah Kecamatan Mandau, Bengkalis.

Menurut Irfan, kunci penanaman karakter dan jati diri seorang anak banyak bertumpu pada peran perempuan. Perempuan merupakan garda terdepan dalam melawan pengaruh dan paham radikalisme yang saat ini mulai menyasar anak usia dini.

Oleh karena itu, lanjut Irfan, diperlukan penanaman nilai kebangsaan, wawasan keagamaan, dan nilai kearifan lokal, mulai dari dalam lingkungan keluarga dan terutamanya hal ini memerlukan peran perempuan.

“Keluarga sangat efektif sebagai filter dalam menangkal penyebaran radikalisme dan terorisme. Terorisme telah menjadi kejahatan luar biasa, selain juga korupsi dan penyalahgunaan narkoba. Seluruh elemen masyarakat harus bersinergi. Terorisme merupakan musuh bersama,” tegasnya.

Irfan menambahkan sinergi tidak hanya antara aparatur keamanan, namun juga dengan kelompok masyarakat tanpa terkecuali karena bahaya terorisme menyasar tanpa memandang pangkat, jabatan, status sosial, suku, ras, dan agama. “Kini pada era digital, ancaman radikalisme dan terorisme juga menjadi kian mudah masuk melalui berbagai sosial media,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Irfan mengajak tokoh-tokoh perempuan Riau khususnya di Bengkalis agar tidak mudah menyebar atau membagikan informasi tanpa terlebih dahulu menyaringnya. “Perempuan dan anak-anak saat ini tidak hanya mudah terpapar untuk perekrutan kelompok radikal dan teroris, namun juga perempuan dengan militansi yang kuat juga telah terlibat aktif untuk pendanaannya,” kata Irfan.

Sementara itu, Ketua FKTP Riau, Hj. Dinawati, S.Ag, MM menyebutkan, mengusung tema ‘Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku’, kegiatan diikuti 100 peserta dari unsur pemerintahan, ormas, organnisasi perempuan, perempuan lintas agama, pihak swasta, serta siswa sekolah di Kabupaten Bengkalis.

Menurut Dinawati, kegiatan ini sangat tepat dilaksanakan sebagai edukasi dan refleksi untuk menciptakan resiliensi agar para perempuan dan anak-anak Indonesia memiliki kekebalan tinggi dari penetrasi radikalisme.

“Perlu adanya perempuan yang memiliki kecakapan digital sebagai upaya pencegahan perkembangan radikalisme dan terorisme. Memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya para perempuan dan anak melalui transformasi pengetahuan, adalah salah satu cara yang efektif untuk mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme,” ujarnya.

Dinawati menegaskan pencegahan radikalisme dan terorisme di masyarakat ini tidak saja menjadi kewajiban pemerintah beserta jajarannya, namun dibutuhkan keterlibatan masyarakat secara semesta.

“Kami harapkan kaum perempuan dapat mengedukasi upaya pencegahan agar tidak mudah terpapar radikalisme dan terorisme, mulai dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Tentu dengan kegiatan ini kami harapkan daya tangkal kaum perempuan dapat meningkat,” pungkasnya. (Ald)