Audensi FKPT Jateng-Ganjar Dukung Program Pencegahan Radikalisme dan Terorisme

FKPT Jateng, semarang – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah melaksanakan audiensi terbatas bersama Pemerintah Daerah Jawa Tengah, bertempat di Puri Gedeh Semarang pada Kamis (10/11/22). Pertemuan ini disambut hangat oleh Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah.
Audiensi yang berlangsung kurang lebih selama satu jam ini memiliki beberapa fokus pembahasan, salah satunya adalah mengenai sinergitas antara FKPT Jawa Tengah bersama Pemerintahan daerah Jawa Tengah dalam upaya gerakan kontra radikalisme dan resonansi moderatisme.


Menurut Syamsul Maarif selaku Ketua FKPT Jawa Tengah bahwasanya Sinergitas bersama Pemerintah adalah bagian dari iman, oleh sebab itu sinergitas ini harus diarahkan kepada upaya-upaya yang lembut, shoft approache dan tentunya menghilangkan sinisme di antara masyarakat.


Syamsul juga menegaskan bahwa Jawa Tengah memiliki kearifan lokal yang sangat banyak sehingga semua itu harus diperkuat. Sehingga kasus-kasus intoleransi dapat ditekan.
” Alkhamdulillah, selama ini hasil penelitian kita menunjukkan bahwa ada potensi besar di Jawa Tengah, salah satunya adalah banyaknya kearifan lokal masyarakat. Kemajemukan itu harus diperkuat dan merupakan potensi yang harus diselaraskan ” Ujarnya.


Selain itu, Syamsul juga mengatakan bahwa sasaran gerakan “Radikal” ini adalah para anak-anak, pelajar, dari SD sampai Perkuliahan. Sehingga upaya yang dilakukan harus benar-benar masif, efektif dan atraktif.
Mendengarkan paparan Syamsul, Ganjar pranowo juga menyampaikan bahwa benar adanya masih terdapat praktek intoleransi di Jawa Tengah.


“Kemarin saya di Sragen menemukan ada kasus bulliying yang menimpa seorang anak perempuan karena tidak memakai jilbab, kemudian langsung saya temui kepala sekolahnya”.
Menurut Ganjar, hal tersebut tidak bisa dibiarkan, para guru harus dididik kembali.
Merespon hal tersebut, Syamsul mencoba menawarkan strategi dalam meresonansi moderatisme beragama, yaitu dengan mengadakan Kemah lintas keimanan yang dilaksanakan secara konsisten. Sehingga harapannya masyarakat beragama akan belajar dan mencoba memahami keyakinan antar umat beragama.


Strategi tersebut disambut baik oleh Ganjar Pranowo, menurutnya Kemah lintas keimanan merupakan langkah yang menarik dan atraktif.
“Kemah lintas keimanan ya itu yang bagus, ngetop. Saya juga baru menemukan konsep itu digarap di Bali. Sehingga harapannya Jawa Tengah juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan menyenangkan.


Ganjar menegaskan, yang terpenting dalam melakukan kontra radikalisme dan resonansi moderatiame adalah menggunakan metode yang sesuai dengan usia-usia mereka.
“Harapannya, Bapak Ibu bisa memasuki usia-usia mereka dengan bahasa mereka sendiri, tidak dengan bahasa kita. Sehingga transfer pemahaman bisa dicerna dengan baik” Pungkasnya.