FKPT Babel, Ingatkan Game Online Jadi Sarana Rekrut Terorisme
Bangka Tengah, FKPT Babel – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi pembicara pada kegiatan Sosialisasi Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme Tingkat Pelajar di Aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Bangka Tengah, Rabu (12/11). Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Prov. Kep. Babel yang diikuti oleh 100 siswa SMA/SMK/MA sederajat se-Bangka Tengah.
Acara dihadiri oleh Kepala Badan Kesbangpol Prov. Kep. Babel Burhanuddin, S.Sos., M.Si, Ketua FKPT Babel Subardi, M.KPd, perwakilan Densus 88 AT Babel Brigpol Uci Diana, serta perwakilan dari pihak sekolah dan tenaga pendidik.
Dalam sambutannya, Burhanuddin menegaskan pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai benteng utama dalam melawan paham radikalisme dan terorisme. Ia juga mengingatkan pentingnya literasi digital agar generasi muda tidak mudah terpengaruh berita hoaks dan propaganda ekstremisme di media sosial.
“Generasi muda adalah kelompok paling rentan terhadap pengaruh ideologi ekstrem. Karena itu, perlu kemampuan berpikir kritis dan literasi informasi yang kuat untuk menangkalnya,” ujar Burhanuddin.
Sementara itu, Wakil Bidang Kurikulum MAN IC Bangka Tengah Agus Setiawan, S.T. menyampaikan apresiasinya atas kegiatan tersebut. Ia berharap siswa dapat memahami bahaya penyebaran paham radikal, terutama melalui media digital. Dalam pengalamannya saat kuliah di Yogyakarta, Agus mengaku hampir terjerumus dalam jaringan radikal karena iming-iming ekonomi.
“Saya hampir ikut terlibat, tapi bisa terhindar karena mendapat pemahaman yang benar. Itu sebabnya penting sekali pembekalan seperti ini untuk anak-anak kita,” ungkapnya.
Ketua FKPT Babel Subardi dalam paparannya menyoroti meningkatnya penyebaran ideologi kekerasan melalui media sosial dan bahkan game online. Ia menjelaskan bahwa kelompok teror sering memanfaatkan ruang digital seperti forum dan permainan daring untuk menjaring remaja yang sedang mengalami kegalauan atau krisis identitas.
“Kelompok ini menyasar pelajar yang sedang galau lewat media sosial atau game online. Mereka melihat aktivitas digital kita, termasuk status dan postingan, lalu mulai melakukan pendekatan halus,” jelas Subardi.
Ia juga mengingatkan agar para pelajar bijak dalam menggunakan media sosial dengan menerapkan prinsip tabayun atau klarifikasi sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi.
Selain itu, perwakilan Densus 88 AT Babel Brigpol Uci Diana menegaskan pentingnya deteksi dini terhadap penyebaran paham radikalisme di kalangan pelajar. Ia menjelaskan bahwa tanda-tanda seseorang mulai terpapar paham radikal biasanya terlihat dari perubahan perilaku sosial.
“Orang yang mulai terpapar biasanya bersikap eksklusif, menjauh dari pergaulan, dan merasa paling benar. Jika dibiarkan, hal ini bisa mengarah pada tindakan ekstrem bahkan terorisme,” ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 12.00 WIB ini berjalan tertib dan lancar. Melalui sosialisasi ini, diharapkan para pelajar dapat menjadi generasi yang cerdas digital, berpikiran moderat, dan berperan aktif dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.